Minggu, April 28, 2024

Penjelasan Satwa Liar di Ciamis Sering Masuk Permukiman Warga

Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Banyak terdengar kabar satwa liar sering masuk ke permukiman warga, atau konflik antara satwa liar dengan manusia. Meski selama ini belum ada korban, namun warga resah.

Ada sejumlah faktor yang membuat satwa liar masuk permukiman warga. Mulai dari habitat satwa itu sendiri yang ada di dekat permukiman warga hingga terusir akibat kalah bersaing dengan kelompok satwa itu sendiri.

Staff Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Ciamis Asep Wawan menegaskan satwa liar turun ke permukiman warga tak terkait dengan kondisi Suaka Marga Satwa. Ia memastikan kawasan Suaka Margasatwa Gunung Sawal dalam kondisi aman.

“Kondisi kawasan SM Gunung Sawal kami pastikan aman-aman saja,” ujar Asep Wawan, Minggu (23/7/2023).

Menurut laporan dari masyarakat, saat ini satwa liar yang ke permukiman itu berasal dari habitat di perkebunan atau hutan masyarakat. Seperti monyet, lutung dan babi hutan.

Mencek

Pada tahun 2022 lalu, sempat ada mencek yang masuk ke permukiman hingga ke sekolah. Diduga mencek tersebut berasal dari Gunung Sawal namun menyelusuri aliran sungai Cileueur.

“Penyebabnya bisa dikejar pemangsa lain atau memang menyusuri koridor dari Gunung Sawal ke Sungai Cileueur hingga ke permukiman warga,” jelasnya.

Babi Hutan

Sedangkan untuk babi hutan yang masuk ke permukiman warga itu terjadi karena habitatnya tidak hanya di lokasi terjal. Melainkan di perkebunan warga seperti kebun karet atau jati. Seperti di kawasan gunung Geger Bentang yang sebagain kini jadi hutan produksi.

“Memang habitatnya banyak untuk babi hutan. Bisa saja karena faktor mencari air atau makanan. Tapi bisa juga karena perilaku manusia,” terangnya.

Kukang

Asep pun menerangkan penyebab satwa dilindungi Kukang masuk ke permukiman warga. Menurutnya habitat Kukang tidak tergantung pada kawasan, tapi dimana ada sungai dan pohon bambu bisa menjadi habitatnya.

Kukang biasanya aktif di malam hari, kemudian berburu serangga hingga ke wilayah perkotaan atau permukiman warga.

“Menurut pengalaman kami, habitnya itu asalkan ada air dan bambu. Masuk ke permukiman warga itu karena mencari makanan serangga. Di rumah itu kan ada lampu, nah suka mendekati itu,” jelasnya.

Monyet dan Lutung

Sementara untuk monyet, memang kondisinya di sejumlah kawasan hutan lindung over populasi. Sehingga banyak monyet yang masuk ke lahan kebun masyarakat untuk mencari makan. Monyet berkembang biak cukup cepat, sehingga di lokasi habitatnya kemungkinan tidak lagi mencukupi untuk persediaan makanannya.

“Kalau lutung memang tidak seperti monyet, berkembang biak lambat. Turun ke permukiman itu biasanya kalau kemarau mencari minum,” pungkasnya. (Ayu/CN/Djavatoday)

Dampak Gempa M 6,5 Garut, 2 Rumah di Mekarjaya Ciamis Ambruk dan Rusak

Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Dampak gempa berkekuatan 6,5 magnitudo yang mengguncang Kabupaten Garut, dua rumah di Desa Mekarjaya, Kabupaten Ciamis ikut terdampak, Sabtu (27/4/2024). Berdasarkan data,...

Cocok untuk Kulit Sawo Matang, Rekomendasi Warna Kebaya Ini Bikin Kamu Tampak Cerah!

Rekomendasi warna kebaya ini bisa menjadi pilihan pas untuk kamu yang memiliki kulit sawo matang. Warna kebaya menjadi poin yang mesti dilingkari karena berpengaruh...

5 Tips Membuat Artikel Bagi Pemula, Mudah Kok!

Tips membuat artikel sangatlah mudah, loh. Tips ini bahkan bisa diterapkan bagi para penulis pemula. Penasaran gimana caranya? Simak artikel ini sampai akhir, ya. Artikel...

Curug Green Stone Banyumas: Info HTM hingga Alamat

Curug Green Stone Banyumas merupakan sebuah objek wisata alam berupa air terjun yang memiliki pemandangan indah. Objek wisata ini merupakan satu dari rangkaian Wisata...

Terpopuler

Lainnya