Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Warga, tokoh dan budayawan Kawali antusias menyambut kedatangan Mahkota Binokasih ke Ciamis, Kamis (11/5/2023). Mahkota tersebut merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Galuh yang dititipkan di Kerajaan Sumedang Larang ratusan tahun lalu.
Mahkota Binokasih dibawa oleh rombongan Keraton Sumedang Larang dalam rangka kirab. Namun mahkota yang dibawa merupakan replika. Sedangkan yang asli disimpan di dalam ruangan kedap udara.
Sekadar informasi Mahkota yang asli memiliki berat 8 kilogram berbalut emas murni. Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis Yat Rospira Brata menerima langsung mahkota itu di Bale Reka Paminton Bumi Niskala, Astana Gede Kawali.
Mahkota Binokasih selama ini disimpan di Museum Geusan Ulun Keraton Sumedang Larang sejak 455 tahun lalu. Kali ini mahkota tersebut kembali ke Ciamis dalam agenda kirab sebagai rangkaian hari jadi.
“Untuk pertama kalinya Mahkota Binokasih kembali ke Tatar Galuh Ciamis setelah 5 abad meninggalkan Keraton Surawisesa (Astana Gede Kawali),” ujar Raden Erli, perwakilan Yayasan Borosngora Panjalu yang juga penggagas dalam mendatangkan mahkota tersebut.
Erli mengatakan mahkota tersebut sebagai lambang Raja Galuh sejak abad ke 13. Raja yang memakainya mulai dari Prabu Linggabuana, Prabu Niskala Wastukancana sampai Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi.
Setelah 150 tahun berada di Kerajaan Galuh, Raja Sri Baduga Maharaja memboyong mahkota itu ke Bogor. Pada saat itu Kerajaan Sunda dan Galuh bersatu dan menjadi Kerajaan Pakuan Pajajaran hingga 50 tahun.
Pajajaran kala itu terdesak oleh Kerajaan Banten, Demak dan Cirebon. Kemudian menyerahkan Mahkota Binokasih itu kepada 3 orang kandalante yang kemudian dibawa ke Sumedang Larang.
Sejak saat itu atau 445 tahun lalu, Mahkota Binokasih tidak pernah kembali ke Galuh Ciamis atau pun Bogor. Baru pada tahun 2023 ini, mahkota tersebut kini kembali meski hanya sebagai kirab. (Andra/CN/Djavatoday)