Berita Banjar (Djavatoday.com),- Ada kampung Siluman di Kota Banjar, Jawa Barat. Walau pun namanya siluman, tapi penduduknya tetap lah manusia seperti biasa. Lalu kenapa dinamakan Kampung Siluman?
Kampung Siluman ini sebutan lain dari Lingkungan Siluman, Kelurahan Purwaharja, Kota Banjar. Lokasinya berada sekitar 3 kilometer dari simpang Katapang atau Jalan Nasional Banjar.
Sebelum menuju Kampung Siluman, orang harus melewati hutan jati yang cukup rimbun. Tepat pada pertigaan pintu masuk kampung, ada tulisan Kampung Siluman Baru, Rawa Onom dan Pulo Majeti.
Emen Setiawan, Seorang tokoh masyarakat, bercerita konon bahwa Siluman sendiri berawal dari kata Nyileman yang artinya menghilang. Atau bisa juga berarti tenggelam. Ceritanya dulu ada beberapa kejadian orang hilang namun tidak pernah kembali.
Emed menjelaskan kata Nyileman ini ada pada zaman penjajahah Belanda. Pada saat itu pasukan Belanda sedang bertugas secara beregu. Namun setiap sesudah masuk kawasan hutan wilayah kampung itu ada saja anggota pasukan yang hilang. Entah nyasar atau tenggelam, hal tersebut tidak ada yang tahu.
“Pada zaman Belanda, anggota dari pasukan sering yang kesasar dan menghilang atau Nyileman. Orang yang menghilang itu tidak pernah ditemukan lagi. Kemudian istilah itu berubah terdengarnya jadi Siluman,” kata Emed.
Menurut Emed, dulu Kampung Siluman ini masuk dalam administrasi Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis. Namun saat Kota Banjar berdiri, Kampung Siluman, Kelurahan Purwaharja memisahkan diri. Lalu mekar jadi dua, Lingkungan Siluman Baru dan Siluman Lama.
Kampung Siluman ini selain hutan juga terdapat rawa. Perkampungan hanya berada di wilayah atas, sedangkan di bawah hanya hutan dan rawa yang kini menjadi sawah.
Warga sekitar yang biasa beraktifitas bertani dan menjala ikan di rawa mendirikan bangunan untuk tempat menginap. Namun lambat laun semakin lama bertambah banyak warga yang mendirikan bangunan sampai jadi permanen hingga saat ini.
Sedangkan untuk penamaan kampung ini, biasanya orang tua dulu selalu dikaitkan dengan yang dialami. (Ayu/CN/Djavatoday)