Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Tradisi Jamasan atau membersihkan benda pusaka peninggalan Galuh RAA Kusumadiningrat kembali digelar di Situs Jambansari, Ciamis. Tradisi ini digelar secara turun temurun setiap bulan Rabiul Awal (Mulud).
Tradisi Jamasan Situs Jambansari ini dihadiri oleh kerabat atau keluarga RAA Kusumadiningrat, Pemkab Ciamis, komunitas dan para pelajar. Semua dengan khidmat mengikuti tradisi budaya ini.
Ritual Jamasan diawali dengan kirab pusaka dari Keraton Selagangga ke Situs Jambansari. Kemudian benda itu diserahkan kepada petugas jamasan.
Adapun 8 pusaka yang dibersihkan dalam Tradisi Jamasan ini, yakni 1 keris betok, 3 tumbak, 3 keris dan 1 pedang. Pusaka itu dibersihkan menggunakan 8 air Kahuripan. Yakni dari Situs Jambansari, Karangkamulyan, Pulo Majeti, Ciomas Panjalu, Cakradewa Panjalu, Tumenggung Wira, Adikusumah Gunung Galuh dan Juga Situs Gandoang.
Ketua Yayasan Koesoemadiningrat R Adi Gardjitae mengatakan, Tradisi Jamasan ini sudah menjadi agenda khususnya bagi keluarga Raden Adipati Aria Koesoemadiningrat.
“Jadi tujuannya itu kita bisa bersilaturahmi dengan warga masyarakat Tatar Galuh. Juga kita merawat benda-benda peninggalan RAA Koesoemadingrat. Jadi kita harus tetap merawat, supaya anak cucu kita mengetahui, ternyata di Tatar Galuh ini masih banyak budaya yang harus dilestarikan,” jelasnya.
Dengan adanya tradisi Jamasan ini, Adi berharap ke depannya bisa bersinergi dengan pemerintah daerah untuk lebih intens lagi dalam masalah kebudayaan ini. Supaya tidak hilang begitu saja.
“Harapannya kedepan bisa bersinergi dengan pemerintah daerah untuk lebih intens lagi dalam masalah kebudayaan ini, supaya tidak hilang begitu saja, karena sudah menjadi ciri khas dari Galuh,” harapnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disbudpora) Ciamis, Ega Anggara Al Kautsar mengatakan, Tradisi Jamasan ini memang sudah dilaksanakan setiap tahun oleh keluarga RAA Koesoemadiningrat.
“Kegiatan ini betul-betul ngamumule budaya, adat tradisi ini harus tetap terpelihara. Karena dengan memelihara tradisi ini minimal masyarakat Ciamis mengetahui sejarah Galuh Ciamis cukup panjang, sehingga menjadi kebanggaan dan motivasi untuk generasi mendatang,” pungkasnya.(Ayu/CN/Djavatoday)