Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Pemkab Ciamis berencana membuka sekolah tatap muka setelah Lebaran Idul Fitri 2021. Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis menyiapkan strategi agar saat pelaksanaannya nanti berjalan aman dan lancar.
“Vaksinasi guru terus dilakukan sampai hari ini kurang lebih hampir 5 ribu guru SD-SMP. Kami pun melakukan roadshow ke sekolah-sekolah memberikan penyadaran terhadap tenaga pendidik dan kependidikan dalam menyikapi pandemi,” ujar Kepala Dinas Pendidikan Ciamis Asep Saeful Rahmat yang baru dilantik, Kamis (1/4/2021).
Roadshow ini dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis agar para pendidik memberikan teladan kepada masyarakat. Terutama disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan pola hidup bersih sehat.
“Guru kan panutan masyarakat. Ketika para guru memberikan contoh yang baik, tentunya masyarakat pun akan mengikuti. Sehingga pandemi ini bisa terus landai. Aktivitas pun tidak lagi dibatasi,” ungkapnya.
Ketika sekolah tatap muka dibuka setelah lebaran, Dinas akan melaksanakannya sesuai dengan kalender pendidikan yang berlaku. Apabila dalam jadwal masuk masa libur, maka sekolah akan buka pada tahun ajaran baru yakni bulan Juli.
Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis pun akan memperhitungkan serta menganalisa sekolah yang akan buka. Sebab, pembukaan sekolah ini berbasis zonasi sampai tingkat desa.
“Jadi kami melakukan analisa, tapi keputusan sekolah buka atau tidak merupakan keputusan Bupati. Berdasarkan hasil dari hasil analisa teknis,” ucapnya.
Meski pihaknya telah melakukan verifikasi sekolah pada Desember lalu, Dinas Pendidikan pun kembali akan memeriksa sekolah terkait penerapan protokol kesehatan.
“Jangan sampai Prokes tidak bagus saat siswa masuk. kami ingatkan agar perhatikan sekolahnya jangan sampai sekolah ditinggalkan. Sehingga sekolah tetap nyaman dan aman. Khawatir ada hal-hal lainnya. Rumput dibersihkan, cat dibarukan. Kami sosialisasikan terus,” terangnya.
Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis pun akan memotivasi para guru dan meningkatkan kompetensinya. Setahun tidak mengajar dikhawatirkan guru kurang memahami kondisi siswa. (AY/CN/Djavatoday)