Selasa, April 30, 2024

Ragam Tradisi Budaya di Ciamis yang Digelar saat Bulan Rabiul Awal

Berita Ciamis (Djavatoday.com), – Bulan Rabiul Awal atau Maulid merupakan salah satu bulan yang istimewa bagi warga Tatar Galuh. Pada bulan tersebut digelar berbagai tradisi budaya di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Selain peringatan maulid nabi, Bulan Rabiul Awal juga menjadi momen untuk merawat benda pusaka peninggalan masa lalu yang memiliki nilai sejarah. Hal ini sebagai bukti Ciamis merupakan salah satu daerah di Jawa Barat yang kaya akan budaya.

Pamong Budaya Ahli Muda Disbudpora Ciamis Eman Hermansyah mengatakan tradisi budaya itu dalam memelihara benda pusaka sekaligus memiliki nilai filosofi. Saat ini sudah ada beberapa tradisi yang telah menjadi agenda kabupaten.

“Tradisi tersebut memiliki unsur religi, pendidikan dan nilai-nilai lainnya. Intinya berupaya menjaga dan merawat warisan leluhur. Dalam tradisi tersebut juga ada unsur kesenian dan atraksi budaya,” ujar Eman Hermansyah.

Berikut ragam Tradisi budaya di Kabupaten Ciamis yang digelar setiap Bulan Rabiul Awal

Tradisi Nelesan

Tradisi Nelesan yakni tradisi mencuci benda pusaka peninggalan sesepuh terdahulu oleh warga Desa Nagarapageuh, Kecamatan Panawangan. Nelesan biasa digelar di lokasi Makam Keramat Pangeran Undakan Kalangsari.

Emang menuturkan Nelesan berasal dari kata Neles yang artinya basah, membasahi atau membersihkan benda pusaka. Makna dari tradisi ini adalah membersihkan hati dari sikap yang tidak baik seperti sombong dan riya.

Tradisi Nelesan tersebut diawali dengan mengambil air dari 3 sumber mata air oleh tokoh adat menggunakan lodong. Yakni Cibarani, Cikahuripan dan Cikamalang. Kemudian puluhan benda pusaka di desa tersebut dikeluarkan untuk dibersihkan. Kemudian benda pusaka disimpan kembali. Biasanya tradisi diakhiri dengan pergelaran kesenian dan budaya.

Tradisi Merlawu Ciparigi

Tradisi Merlawu Ciparigi berasal dari Desa Ciparigi, Kecamatan Sukadana. Merlawu ini sudah dilakukan warga sejak dulu secara turun temurun sebagai bentuk penghormatan kepada penyebar agama Islam di Desa Ciparigi.

Warga biasanya berkumpul di Situs Ciluncat uang konon menjadi salah satu tempat peninggalan Kerajaan Galuh. Di lokasi tersebut juga terdapat makam penyebar agama Islam yakni Kyai Haji Tanjung Karawang, Cacaraga dan Surajaya pada masa Kerajaan Galuh.

Jamasan Pusaka Jambansari Ciamis

Tradisi Jamasan Pusaka di Situs Jambansari ini digelar setiap bulan Maulid. Tradisi ini biasa dilaksanakan di Situs Jambansari atau Keraton Selagangga.

Jamasan Pusaka adala ritual membersihkan benda pusaka peninggalan zaman dulu yang punya nilai sejarah. Seperti keris, pedang, tombak di museum Galuh Pakuan, Kecamatan Ciamis.

Awalnya tradisi ini digelar oleh keturunan Kerajaan Galuh dan Keadipatian serta Kabuyutan. Namun Jamasan komi digelar secara terbuka dan dihadiri masyarakat.

Prosesinya, diawali dengan membawa benda pusaka peninggalan Bupati RAA Kusumadiningrat dan Galuh dari Museum Galuh Pakuan. Lalu satu persatu benda pusaka itu dibersihkan menggunakan air yang berasal dari 7 mata air.

Tujuan tradisi ini untuk menjaga dan merawat benda pusaka. Supaya benda pusaka itu tidak rusak dimakan usia. Makna dari Tradisi Jamasan ini agar sebagai manusia juga harus menjaga agar diri tetap bersih.

Tradisi Nyangku

Tradisi Nyangku tak jauh berbeda dengan Jamasan yakni membersihkan atau mencuci benda pusaka. Dalam Tradisi Nyangku ini benda pusaka yang bersihkan adalah peninggalan Prabu Borosngora.

Tradisi ini dipusatkan di Alun-alun Kecamatan Panjalu. Prosesinya, pertama benda pusaka yang disimpan di Bumi Alit atau museum diarak oleh para keturunan Raja Panjalu ke Nusa Gede.

Kemudian benda pusaka dibawa kembali ke Alun-alun Panjalu untuk dilakukan pencucian. Air yang digunakan berasal dari tujuh sumber mata air dari beberapa tempat atau disebut ‘Cai Karomah Tirta Kahuripan’.

Nyangku telah digelar sejak zaman dulu merupakan warisan turun temurun. Tujuannya untuk mengenang jasa Prabu Sanghyang Borosngora yang telah menyampaikan ajaran Islam. Sekaligus untuk melestarikan budaya dan menjaga serta merawat peninggalan zaman dulu.

Biasanya Tradisi Nyangku ini digelar cukup meriah. Peziarah dan wisatawan dari berbagai daerah pun berdatangan untuk mengikuti tradisi tersebut.

Tradisi Bebenah Lembur Saguling

Bebenah di Situs Jaya Lewang Klewih Saguling, Kecamatan Baregbeg. Tradisi ini merupakan kegiatan Beberesih di Situs Jaya Lewang yang selalu dilaksanakan pada bulan Maulid secara bersama oleh masyarakat dan tokoh masyarakat.

“Bebenah juga merupakan perwujudan dari mupusti ajen inajen karuhun tinggalan sejarah yang ada di situs Jaya Lewang,” kata Eman.

Eman menyebut kegiatan tersebut merupakan ritual adat yang telah menjadi kalender tahunan di Kabupaten Ciamis. Sehingga masyarakat diharapkan menjadi menjadi pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan situs Budaya sebagai bagian dari pelaksanaan UU Pemajuan Kebudayaan Nomor 5 tahun 2017.

“Kegiatan ritual adat Bebenah akan terus dilaksanakan secara bertahap dan akan terus dikembangkan dalam upaya mupusti ajen sejarah dan budaya yang ada di Tatar Galuh Ciamis,” ucap Eman. (Ayu/CN/Djavatoday)

Rowo Jombor Klaten, Nikmati Kuliner di Warung Apung

Rowo Jombor Klaten merupakan sebuah objek wisata alam yang menyuguhkan keindahan danau dengan konsep wisata kuliner. Setiap wisatawan bisa menikmati keindahan danau atau rawa...

Curug Pinang Baturraden, Nyaman untuk Piknik dan Barbekuan!

Curug Pinang Baturraden merupakan salah satu objek wisata yang meramaikan khazanah pariwisata Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Objek wisata ini menyuguhkan keindahan air terjun dengan...

PSGC Ciamis Raih Tiga Poin Pertama Usai Kandaskan Persitara 3-1

Berita Ciamis (Djavatoday.com),- PSGC Ciamis menang atas Persitara Jakarta Utara dengan skor meyakinkan 3-1 dalam pertandingan pertama grup G Liga 3 Nasional. Pertandingan digelar...

Upaya Pemkab Ciamis Dorong Sektor Pariwisata

Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Pj Bupati Ciamis Engkus Sutisna meninjau dua lokasi wisata unggulan di Kabupaten Ciamis yakni Situ Wangi dan Situ Lengkong Panjalu. Hal...

Terpopuler

Lainnya