Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Dani Yusuf Edi Putra adalah seorang dalang cilik yang masih berusia 13 tahun. Dalang cilik ini merupakan putera dari Edi dan Ai asal Desa Kaso, Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Cita-cita Dani jadi seorang dalang tak terlepas dari peran ibunya. Ketika Dani 4 bulan dalam kandungan, ibu Dani menyukai cerita-cerita wayang golek. Ketika mulai tumbuh besar Dani pun sering mendengar dan menonton wayang hingga akhirnya tertarik menjadi seorang dalang.
Dani pertama kali tampil pada acara Hari Jadi Desa Kaso tahun 2020. Waktu itu Bupati Ciamis Herdiat Sunarya menyaksikan dalang cilik asal Tambaksari ini tampil.
Bahkan melalui cerita wayangnya, Dani juga meroasting Ketua DPRD Ciamis dan Kadis Pariwisata. Hal itu ia lakukan karena sudah mendapat izin dari yang bersangkutan. Karena tidak bisa sembarangan meroasting karena bisa menimbulkan adanya tuntutan. Roasting itu pun berisi kritikan, penyampaian aspirasi dan komedi.
Dani muncul sebagai salah satu penerus seni wayang golek. Mengingat pada era modern ini anak-anak muda kurang begitu menyukai wayang golek.
Kepala Desa Kaso Edi Kurnadi mengatakan secara teori jadi dalang itu mudah karena dapat mempelajarinya. Namun tidak semua orang jadi dalang, tapi ada aura tersendiri pada diri Dani ki Dalang Cilik.
“Materi yang ki dalang cilik Dani bawakan terasa lebih meriah. Meski pun ketika latihan malas-malasan, tapi ketika tampil, sosok yang lain dari ki dalang cilik muncul,” ucapnya, Sabtu (7/12/202).
Kades mengatakan untuk mempertahankan seni budaya sunda ini tidak akan menunggu diundang untuk manggung. Tapi akan melakukannya melalui media sosial. Salah satunya live tiktok setiap minggu secara online dan sambil jual alat kesenian. Agar dikenal dan dicintai masyarakat.
“Untuk Gatotkaca dan semar harga yang dibandrol yaitu sekitar Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta. Ini untuk mengangkat perekonomian juga,” ucapnya. (Ajeng/CN/Djavatoday)