Berita Tasikmalaya (Djavatoday.com),- Banyak cara yang bisa dilakukan untuk melakukan kebaikan termasuk derma bakti untuk kampung halaman. Seperti halnya kegiatan yang dilakukan Komunitas Cukur Rantau di Tasikmalaya yakni Pendekar Cukur Mageung.
Mereka menggelar aksi sosial dengan santunan yatim piatu dan jompo. Mereka juga patungan membantu pembangunan rumah Mustad’afin dan infaq ke DKM Masjid di kampungnya.
Bertemakan “Bengkung Ngariung, Bongkok Ngaronyok, Dina Raraga Tasyakuran Sareng Santunan Yatim & Jompo”. Komunitas Pendekar Cukur Mageung tersebut digelar di halaman Masjid Al-Muhajirin Mageung, Desa Sirnasari, Kecamatan Sariwangi, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (18/05/2021).
Sejumlah 16 yatim dan 30 jompo menerima manfaat bantuan dari Pendekar Cukur Mageung. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan tokoh masyarakat Mageung dan anggota komunitas yang sedang berada di kampung halaman.
Taufik selaku Sekretaris Pendekar Cukur Mageung mengatakan komunitas ini terdiri dari kurang lebih 48 anggota tukang cukur yang berada di perantauan.
“Iya, anggota yang sudah terdata dan tergabung dalam Pendekar Cukur Mageung sudah ada 48 orang. gabungan dari Pemuda NU dan Muhammadiyah Mageung yang merantau ke Kota seperti halnya Bandung, Depok, Bekasi, Jakarta, Tangerang, dan kota-kota lainnya.” ucap Taufik.
Opik panggilan akrabnya menambahkan, Komunitas Pendekar Cukur Mageung ini merupakan komunitas baru inisiatif dari pemuda-pemuda tukang cukur di perantauan.
“Biasanya tiap tahun Ikatan Pemuda-pemudi Mageung (IPPM) menggelar halal bil halal di bulan Syawal sekaligus santunan. Kali ini tukang cukur di perantauan ingin membantu secara mandiri makanya komunitas ini baru dicetuskan di Bulan Ramadhan.” imbuh Taufik mewakili para anggota komunitasnya
Ia juga mengatakan aksi sosial ini merupakan kegiatan pertama kali dan berharap kedepannya bisa rutin dilakukan dan ada peningkatan.
Sementara, perwakilan tokoh masyarakat sekaligus wakil Ketua DKM Jami’ Al-Anwar, Ajengan Aip Syarifudin mengutarakan, kegiatan ini sangat positif dan bermanfaat, selebihnya harus terus dilestarikan secara turun temurun.
“Alhamdulillah sangat bahagia melihat para tukang cukur di Mageung bisa melakukan kegiatan positif,” terangnya. (Rzm/CN/djavatoday)