Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Setiap daerah memiliki ciri khas unik, termasuk warna yang menjadi identitasnya. Kabupaten Ciamis, misalnya, dikenal dengan warna ungu yang mendominasi berbagai fasilitas umum dan simbol daerah. Namun, apa yang membuat warna ungu begitu identik dan bisa dikatakan identitas Ciamis?
Warna ungu terlihat jelas pada logo Pemerintah Kabupaten Ciamis, yang menjadikannya elemen dominan. Di perkotaan Ciamis, banyak fasilitas seperti Stadion Galuh, gapura selamat datang, trotoar, halte, pot bunga, hingga Alun-alun Ciamis dan gedung olahraga dihiasi dengan warna ungu.
Selain itu, warna ungu digunakan pada seragam olahraga dan batik instansi pemerintahan hingga pakaian petugas kebersihan. Bahkan, tim sepak bola kebanggaan warga Ciamis, PSGC, memilih ungu sebagai warna utama jersei kandang dan logonya. Fasilitas di pelosok desa, seperti kantor desa, juga sering dihiasi dengan nuansa ungu, memperkuat identitas ini.
Menurut sejarah, penggunaan warna ungu sudah ada sejak era Kerajaan Galuh. Warna ini melambangkan kemewahan, keagungan, dan biasanya digunakan oleh kaum bangsawan. Budi Kurnia, Kepala Dinas Pariwisata Ciamis sekaligus pegiat budaya, menyatakan bahwa warna ungu menjadi ciri khas Ciamis karena warisan sejarah tersebut.
“Salah satunya diwujudkan melalui logo Pemerintah Kabupaten Ciamis yang dominan dengan warna ungu,” ujar Budi pada Sabtu (28/12/2024).
Ia juga menepis anggapan yang mengaitkan ungu dengan stigma negatif seperti “warna janda.” Menurut Budi, persepsi itu mungkin berasal dari tradisi negara lain, seperti Thailand, di mana ungu dikenakan wanita berkabung. Di Indonesia, khususnya Ciamis, warna ungu murni melambangkan keagungan masa lalu sebagai wilayah kerajaan.
“Warna ungu di Galuh adalah warna bangsawan, simbol keluhuran budi dan kekayaan batin,” tambahnya. Ia juga menjelaskan bahwa ungu memiliki filosofi mendalam, yaitu keanggunan dan kedamaian.
Dengan akar historis yang kuat, warna ungu kini menjadi kebanggaan warga Ciamis dan simbol identitas daerah yang diwariskan dari masa kejayaan Kerajaan Galuh. (Ayu/CN/Djavatoday)