Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Anak-anak dari Gereja Katolik Santo Yohanes Pembaptis Ciamis merayakan natal dengan cara unik. Mereka mengunjungi Sakola Motekar dan bermain kaulinan atau permainan tradisional, Minggu (25/12/2022).
Lembur Kaulinan Sakola Motekar berada di Dusun Cibunar, Desa Sukajadi, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Nampak anak-anak dari Bina Iman Gereja Santo Yohanes Pembaptis bersama anak-anak sekitar bermain kaulinan tradisional bersama-sama. Tidak ada sekat antara keduanya meski mereka berbeda keyakinan.
Adapun permainan kaulinan tradisional yang dimainkan seperti Endog-endogan, paciwit-ciwit lutung dan lain sebagainya.
Para remaja dan orang dewasa pun turut mengikuti bermain kaulinan tradisional tersebut.
“Hari ini suasana Natal tahun ini berbeda, semakin membawa damai dan suka cita untuk semua. Persahabatan ini semakin menumbuhkan semangat toleransi,” ujar Novianti, Pembina Bina Iman Anak Gereja Santo Yohanes Pembaptis Ciamis.
Tujuan kegiatan ini untuk menambah keceriaan juga memupuk mentalitas anak. Permainan tradisional itu mempunyai makna yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti semangat kejujuran, kesabaran dan tetap dalam kebersamaan.
“Tadi anak-anak ikut bermain permainan tradisional yang memiliki manfaat untuk mentalitas anak. Sesuait tema Natal tahun ini adalah suka cita berbangsa. Jadi kita tidak membedakan dan saling mengasihi,” kata Novianti.
Emeli, salah seorang anak dari Gereja Katolik Santo Yohanes, mengaku sangat senang dengan mengikuti permainan tradisional tersebut.
“Seneng dapat teman baru, juga dapat hadiah natal dari semua. Tadi bermain banyak banget dan seru. Kapan-kapan mau kesini lagi,” katanya.
Sementara itu, Pegiat Sakola Motekar Deni Weje menjelaskan Sakola Motekar ini berdiri untuk membangun ekosistem belajar. Salah satu produknha adalah Lembur Kaulinan. Sehingga siapa pun berhak untuk mendapatkan layanan tersebut.
Menurutnya, kolaborasi antara Sakola Motekar dengan Gereja Santo Yohanes sudah terjalin. Sehingga pada perayaan Natal ini, mereka datang mengajak anak-anaknya bermain Kaulinan Lembur.
“Alhamdulilah bisa menggelar ulin bermain bareng kaulinan tradisional. Ulin bukan sembarang Ulin, tapi memiliki nilai filosofis,” kata Deni. (Ayu/CN/Djavatoday)