Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Kabupaten Ciamis memiliki kekayaan budaya yang tak banyak diketahui, salah satunya adalah alat musik khas bernama dongkur.
Berasal dari Desa Pasawahan, Kecamatan Banjaranyar, dongkur adalah karya inovatif Yayat Hayatul Hasani, seorang tenaga honorer di MI Pasawahan, yang menciptakannya pada tahun 2016. Terbuat dari bambu gombong berukuran besar, alat musik ini memiliki karakter unik yang kini mulai dikenal luas.
Nama dongkur merupakan akronim dari “lodong diukur,” terinspirasi dari lodong atau bambu yang biasa digunakan untuk menyadap nira. Dongkur termasuk dalam kategori alat musik ritmis yang berfungsi menyerupai kendang, dimainkan menggunakan dua tangan – satu tangan untuk memukul dan satu tangan lainnya untuk membuka dan menutup lubang, menghasilkan nada atau ketukan khas.
“Dongkur ini suaranya mirip kendang dan terbuat dari bambu. Biasanya digunakan dalam kombinasi dengan alat musik tradisional lain seperti angklung calung dan goong tiup,” kata Yayat, sang pencipta, Sabtu (9/11/2024).
Terdapat tiga jenis dongkur yang biasa dimainkan secara bersamaan: dongkur indung dengan nada G, dongkur anak bernada E atau F, dan dongkur alok dengan nada tertentu.
Proses Pembuatan Alat Musik Dongkur
Proses pembuatan dongkur memakan waktu hingga empat bulan karena karakteristik bambu yang perlu diperhatikan, seperti diameter, panjang, dan tingkat kekeringan. Yayat menjelaskan bahwa setiap bambu memiliki sifat unik, sehingga diperlukan ketelitian agar tidak mudah retak atau pecah saat dipukul.
“Saya selalu menyediakan bambu khusus untuk dongkur. Kalau bambu terlalu panas atau dipukul terlalu kencang, bisa retak. Jadi penting memahami karakteristik bambu itu sendiri,” tutur Yayat.
Saat ini, dongkur mulai sering dipentaskan pada berbagai acara pemerintah Kabupaten Ciamis, baik di dalam maupun di luar daerah, seperti Bandung. Bahkan, dongkur akan tampil dalam acara di Cibubur, Jakarta Timur, pada 17-22 November 2024 mendatang. Yayat juga terus mengenalkan dongkur kepada anak-anak sekolah untuk melestarikan musik tradisional Ciamis.
Selain dimainkan bersama alat musik tradisional, dongkur juga cocok berkolaborasi dengan alat musik modern. Yayat berharap dongkur dapat menjadi warisan budaya yang mendunia dan semakin dikenal masyarakat luas.
“Harapan saya, dongkur bisa dikenal lebih luas dan menjadi kebanggaan masyarakat Ciamis, bahkan go internasional. Ini adalah warisan budaya yang berharga, dan semoga bisa dilestarikan oleh generasi selanjutnya,” pungkas Yayat. (Ayu/CN/Djavatoday)