Curug Dago Pakar Bandung merupakan sebuah objek wisata alam yang menyuguhkan air terjun setinggi 12 meter yang masih asri. Air terjun ini telah ada sejak dulu dan pernah menjadi objek kunjungan Raja Thailand. Hal ini terbukti dengan adanya bangunan berwarna merah sebagai tempat batu prasasti dari Raja Thailand tersebut. Jadi, selain bisa healing, wisatawan juga bisa sekalianbelajar sejarah, Sobat Djava.
Dago sendiri merupakan sebuah kawasan yang letaknya tak jauh dari pusat Kota Bandung. Kawasan Dago biasanya terkenal sebagai objek wisata alam yang sejuk dan pusat kuliner di Kota Kembang yang selalu ramai oleh para pelancong. Baik yang berasal dari penjuru nusantara maupun dari mancanegara. Beberapa spot wisata yang telah begitu populer adalah Dago Dreampark, Sarae Hills, The Lodge Maribaya, dan Taman Hutan Raya Djuanda.
Dago memiliki topografi pegunungan yang indah dengan hawa sejuk yang menyegarkan. Tak heran jika kawasan ini menjadi incaran bagi para wisatawan yang ingin refreshing untuk menjernihkan pikiran setelah bekerja seharian. Salah satu tempat yang cocok untuk refreshing di kawasan ini adalah Curug Dago Pakar Bandung.
Untuk informasi lebih lanjut, simak artikel ini hingga akhir. Kami akan memberikan informasi lengkap seputar curug tersebut yang bisa Anda jadikan sebagai referensi. Yuk, simak selengkapnya dalam uraian berikut ini!
Baca juga: Curug Gede Damar Payung: HTM hingga Daya Tariknya
Daya Tarik Curug Dago Pakar Bandung
Objek wisata air terjun ini menyuguhkan keelokan air terjun yang jatuh dari ketinggian sekitar 12 meter. Alirannya seolah membelah tebing berbatu di kedua sisinya yang penuh dengan lumut dan vegetasi alam hijau lainnya. Konon, air terjun ini terbentuk dari letusan gunung api purba. Tak heran jika Curug Dago Pakar Bandung memiliki nuansa yang asri dengan pepohonan rindang yang menyejukkan.
Air terjun ini memiliki aliran air jernih yang akan membentuk kolam di bawahnya. Sayangnya, warna air kolamnya akan menjadi cokelat dan gelap karena telah tercemar oleh limbah rumah tangga di sekitarnya. Oleh karena itu, terpasang pagar di tepi kolamnya agar tidak ada wisatawan yang berenang atau bermain air. Meskipun begitu, Sobat Djava masih bisa menikmati keindahan curugnya dengan bersantai sembari berswafoto.
Prasasti Raja Thailand
Tepat di depan Curug Dago Pakar Bandung, terdapat dua bangunan bersejarah berwarna merah. Sekilas, tempat tersebut mirip dengan gazebo, tetapi bangunan tersebut merupakan tempat menyimpan prasasti dari Raja Thailand. Keberadaan bangunan ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, di mana Raja Chulalongkorn dari Thailand berkunjung. Lebih tepatnya adalah tahun 1896 .
Kemudian bangunan yang satunya dibuat untuk mengabadikan prasasti peninggalan Raja Prajadhipok pada 1929 silam. Kedua bangunan ini memiliki corak dan bentuk bangunan yang mirip. Wisatawan bisa melihat batu prasasti dan foto-foto saat raja berkunjung.
Fasilitas dan Jam Operasional
Objek wisata alam Curug Dago Pakar Bandung kini tidak begitu ramai pengunjung. Fasilitas yang tersedia pun tidak begitu lengkap. Hanya tersedia area parkir kendaraan, taman bermain yang sudah cukup usang, dan warung. Sebaiknya Anda membawa perbekalan sendiri karena warungnya tidak selalu buka.
Untuk jam operasionalnya pun tidak tercatat secara resmi. Namun, ada baiknya Sobat Djava berkunjung sedari pagi hingga sore hari. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah saat musim kemarau dengan cuaca yang cerah agar jalannya tidak licin.
HTM dan Alamat Curug Dago Pakar Bandung
Pengelola wisata air terjun ini sebenarnya tidak mematok harga tiket masuk kepada wisatawan yang datang. Namun, biasanya wisatawan memberikan Rp5.000 per orang dengan tambahan biaya parkir kendaraan. Cukup terjangkau, bukan?
Alamat lengkap Curug Dago Pakar Bandung adalah Jl. Dagopojok, Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40135. Berjarak sekitar 8 kilometer dari pusat kota Bandung atau sekitar 30 menit perjalanan. Dari area parkir, Anda harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 200 meter dengan menuruni tangga. Berhati-hatilah karena tangganya cukup curam dan licin saat hujan. (Rismawati/Djavatoday)