Secara sederhana stunting adalah masalah kesehatan yang timbul akibat kekurangan nutrisi. Sebenarnya ada dua istilah yang hampir sama, yaitu stunted dan stunting. Stunted yaitu kondisi tinggi badan anak minus 2 standar deviasi berdasarkan kurva WHO. Sedangkan stunting pada anak terjadi akibat anak mengalami stunted yang di sebabkan kekurangan nutrisi serta infeksi yang berulang selama 1000 hari pertama kehidupan.
Di Indonesia sendiri, angka stunting masih dikategorikan tinggi, yaitu di atas 30%. Menurut salah satu sumber, ada tiga hal yang harus di lakukan dalam mendeteksi stunting pada anak, antara lain :
Baca juga : 7 Cara untuk Meningkatkan Daya Ingat Otak
Melakukan pengukuran antropometri secara rutin
Antropometri di lakukan dengan melakukan pengukuran pada berat badan, panjang badan, tinggi badan, lingkar kepala berdasarkan usia anak dan yang lainnya.
Pengecekan ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan pada anak, apakah anak tersebut mengalami risiko gagal tumbuh atau tidak.
Pengukuran berat badan di bawah usia 2 tahun dilakukan dengan cara berbaring di atas timbangan khusus anak balita, sedangkan anak di atas 2 tahun ditimbang dengan cara berdiri menggunakan timbangan berat badan umum.
Melakukan plotting kurva pertumbuhan menurut WHO
Setelah melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan, langkah selanjutnya adalah memplotting dalam kurva menurut WHO. Kurva tersebut di kelompokkan berdasarkan berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur dan juga berat badan menurut panjang badan.
Jika dalam kurva tersebut panjang atau tinggi badan anak berada di bawah garis merah -2, maka dapat di katakan bahwa anak tersebut memiliki perawakan pendek dan berisiko terkena stunting.
Kurva tersebut bisa dilihat dalam buku Kesehatan Ibu dan Anak atau melalui aplikasi PrimaKu yang dibuat oleh Ikatan Dokter Indonesia.
Proses gagal tumbuh
Seorang anak tidak bisa langsung di vonis terkena stunting hanya karena memiliki perawakan pendek. Anak yang terkena stunting adalah anak yang mengalami gagal tumbuh. Artinya kenaikan beratnya tidak memadai atau mengalami penurunan berat badan.
Jika anak mengalami gejala seperti ini sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter dengan tetap mencukupi kebutuhan nutrisi serta faktor pendukung lainnya.
Infeksi menyebabkan kenaikan berat badan tidak memadai
Orang tua harus mengetahui apakah anak memiliki infeksi atau tidak, karena infeksi yang berulang bisa menyebabkan gagal tumbuh pada anak. Hal inilah yang membuat sang anak mengalami stunting. Infeksi tersebut seperti alergi susu sapi, penyakit jantung bawaan, tuberculosis, HIV atau infkesi yang lainnya.
Selain itu pemberian ASI atau susu formula yang tidak tepat juga bisa menyebabkan berat badan tidak normal. (Willy/Djavatoday)