Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Wacana pemerintah untuk meliburkan sekolah selama sebulan penuh saat Ramadan memicu beragam tanggapan dari pihak sekolah dan orang tua siswa di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Kepala SDN 4 Kertasari, Yani Haryani, menyambut positif wacana tersebut dengan catatan libur sekolah tidak berarti tanpa kegiatan. Ia menilai, libur dapat diisi dengan aktivitas keagamaan yang relevan dengan bulan Ramadan, seperti pembelajaran agama di Madrasah Diniyah, DKM, atau pesantren di sekitar tempat tinggal siswa.
“Kami mendukung wacana ini. Artinya, siswa tidak belajar materi umum, tetapi fokus pada pendidikan agama di lingkungan masing-masing,” ujar Yani, Senin (6/1/2025).
Yani menjelaskan bahwa konsep serupa sudah diterapkan di Ciamis pada Ramadan tahun lalu. Pihak sekolah bekerja sama dengan pengurus Madrasah Diniyah dan DKM untuk memastikan anak-anak tetap belajar agama secara intensif. Para guru pun memantau kegiatan siswa secara rutin di lokasi pembelajaran agama.
“Pada Ramadan sebelumnya, siswa tidak belajar materi umum, melainkan belajar agama. Guru secara berkala memantau ke Madrasah Diniyah dan DKM tempat anak-anak belajar,” jelasnya.
Meski sekolah libur dari pelajaran umum saat ramadan, Yani menegaskan absensi tetap diberlakukan untuk memastikan siswa aktif dalam pembelajaran agama. “Kami tetap memantau kehadiran siswa agar mereka benar-benar mengikuti kegiatan keagamaan,” tambahnya.
Namun, Yani mencatat bahwa kegiatan keagamaan ini biasanya hanya efektif selama dua minggu pertama Ramadan. Minggu terakhir Ramadan, anak-anak cenderung lebih banyak berada di rumah menjelang Lebaran.
Di sisi lain, Resi, salah satu orang tua siswa, memberikan pandangan berbeda. Ia khawatir jika sekolah benar-benar libur, anak-anak justru lebih banyak menghabiskan waktu bermain ponsel di rumah.
“Menurut saya, sebaiknya sekolah tetap dibuka. Namun, materi yang diajarkan fokus pendidikan agama. Kalau di rumah, takutnya anak-anak malah terlalu sering bermain ponsel,” ujar Resi.
Wacana ini membuka diskusi lebih luas antara pemerintah, sekolah, dan orang tua untuk mencari solusi terbaik dalam memadukan pendidikan agama dan waktu luang selama Ramadan. (Ayu/CN/Djavatoday)