Kemudian dilanjutkan dengan ngawasuh (Mencuci) Gong menggunakan pohon hanjuang. Air yang digunakan untuk mencuci tersebut berasal dari 9 tempat kabuyutan, yakni Situ Lengkong Panjalu, Cikawali Galuh Salawe,Kawali, Jambansari, Kertabumi, Situs Karangkamulyan, Kampung Adat Kuta, Pulau Majeti.
“Peringatan Gong Perdamaian pada HUT tahun ini hanya mengundang PKUB Kabupaten Ciamis saja, karena dalam kondisi pandemi Covid-19,” ujar Ketua Forum Gong Perdamaian Dunia Kabupaten Ciamis, Aip Syarifudin.
Peringatan HUT Gong Perdamaian Dunia, Simbol Persatuan
Menurutnya, memperingati sebuah peristiwa tentu memiliki makna dan nilai filosofis. Semangat perdamaian yang telah tertanam oeh sesepuh Galuh dulu di Ciamis harus tetap dijaga dan terpelihara.
“Keberadaan Gong Perdamaian Dunia di tempatkan di Ciamis ini ada alasannya. Karena sejak Kerajaan Galuh dulu sangat menjunjung tinggi perdamaian,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Ciamis, Yana D Putra menuturkan, Gong Perdamaian Dunia di Ciamis merupakan simbol persaudaraan. Ia mengapresiasi peringatan HUT Gong Perdmaian Dunia ini digelar setiap tahun.
“Tak hanya simbolis perayaan diselenggarakan. Tapi filosofinya tetap membangun persaudaraan. Perbedaan itu takdir, tapi persatuanbersamaan dan perdamaian sesuatu yang harus kita usahakan,” pungkasnya. (FR/Djavatoday)