Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Di Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis, terdapat sebuah benteng tembok yang cukup panjang melintang. Bagi yang jarang mendaki tentunya bertanya-tanya untuk apa ada benteng tersebut? Begini ceritanya.
Tembok itu berada di tengah jalur pendakian yang membentang di 3 blok dari Desa Cipaku, Desa Bangbayang dan Desa Sukawening, Kecamatan Cipaku.
Benteng tersebut konon memiliki panjang sekitar 12 kilometer dengan ketinggian sekitar lebih dari 1 meter dan lebar sekitar 50 sentimeter. Pantauan detikJabar, tembok itu nampak masih kokoh dan diselimuti oleh tumbuhan lumut hijau.
Dedi Ardi, Kuncen Gunung Sawal yang juga pensiunan Polhut (BKSDA) menjelaskan, tebing tembok itu dibangun sekitar tahun 80-an. Pembangunan benteng itu bukan tanpa alasan, tapi memiliki fungsi yang sangat vital.
“Benteng ini dibangun tepat di batas antara lahan hutan warga dengan perhutani dan suaka margasatwa Gunung Sawal. Dibangun tahun 82 kalau tidak salah,” ujar Dedi.
Pria yang bertugas selama 27 tahun sebagai polisi hutan di Gunung Sawal ini bercerita, dulu banyak hewan hama seperti babi hutan turun ke permukiman warga. Hewan itu sangat meresahkan masyarakat karena merusak tanaman. Masyarakat pun khawatir hewan itu menyerang manusia.
Untuk mengatasi hal itu, masyarakat pun kompak memutuskan untuk membangun benteng tembok. Tujuannya untuk mencegah hewan atau satwa masuk ke permukiman warga. Meski jarak permukiman warga dengan kaki gunung cukup jauh.
“Panjangnya 12 kilometer dari Desa Cipaku, Desa Bangbayang dan Sukawening,” ungkapnya.
Benteng Gunung Sawal Dibangun Gotong Royong
Selama proses pembangunan, seluruh masyarakat dari berbagai kalangan terutama yang berada di kaki gunung bergotong-royong. Mereka antusias membangun benteng pembatas itu. Sedangkan kaum perempuan menyediakan makanan untuk warga yang membangun benteng.
“Pokoknya masyarakat gotong-royong semua kompak membangun tembok ini. Alhamdulillah kondisi aman, hewan tidak lagi turun gunung ke permukiman warga,” kata Dedi Ardi.
Sementara itu, Kepala Desa Sukawening Hendi Hermawan membenarkan adanya tebing tembok yang panjang di Gunung Sawal. Fungsinya untuk mencegah adanya satwa yang turun gunung.
“Benar, dulu pada massanya pernah viral. Itu benteng pembatas hama, sekaligus batas wilayah antara perhutani dengan hutan masyarakat,” katanya.
Pembangunan benteng itu sudah cukup lama dan sudah beberapa kali berganti kepala desa. Dibangun melalui program pemerintah untuk membangun fasilitas umum, kemudian dikerjakan masyarakat secara gotong royong. (Ayu/CN/Djavatoday)