Banjar (Djavatoday.com),- Seorang bocah berusia 12 tahun di Kota Banjar, Jawa Barat, terpaksa berhenti sekolah demi membantu orang tua. Rangga, anak tersebut, memilih menjadi pemulung karena kondisi ekonomi keluarganya yang sulit.
Meski demikian, di balik kesehariannya sebagai pemulung, Rangga masih menyimpan keinginan untuk kembali bersekolah seperti anak-anak seusianya.
“Dulu saya sempat sekolah sampai kelas satu di Banjarsari, Ciamis. Setelah pindah ke Banjar, saya tidak melanjutkan sekolah lagi. Sekarang saya membantu orang tua dengan mengumpulkan barang bekas,” ujar Rangga saat ditemui di Taman Lapang Bhakti Kota Banjar, Minggu (2/2/2025).
Selain mengumpulkan barang bekas, Rangga juga terkadang meminta-minta di lampu merah hingga larut malam untuk membantu kebutuhan keluarganya.
“Kalau cari barang bekas biasanya sampai sore, lalu lanjut ke lampu merah. Kadang ada yang memberi uang, jadi bisa membantu ibu dan bapak di rumah,” katanya.
Ia mengungkapkan bahwa dirinya ingin kembali bersekolah, namun keterbatasan biaya menjadi kendala.
“Saya ingin sekolah lagi, tapi tidak ada biaya. Semoga ada kesempatan untuk bisa sekolah kembali,” tambahnya.
Di tempat terpisah, ayah Rangga, Ade Slamet, menjelaskan dirinya tidak pernah menyuruh sang anak untuk mencari uang.
“Soal sekolah, memang Rangga belum bisa sekolah karena kami tidak punya biaya. Tapi kalau soal dia mencari uang, itu keinginannya sendiri. Saya tidak pernah menyuruhnya,” ujarnya.
Sebagai kepala keluarga yang tinggal di rumah sederhana di tanah tumpang milik PT KAI, Ade mengaku sedih melihat anaknya harus ikut memulung atau meminta-minta di jalan.
“Tapi karena keadaan yang sulit, ya mau bagaimana lagi,” katanya dengan lirih.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun ada program pendidikan gratis, tetap saja ada biaya yang harus dikeluarkan, seperti membeli seragam dan buku. Selain itu, status kependudukan yang masih terdaftar di Ciamis menjadi kendala dalam mengurus pendidikan anak-anaknya.
“Walaupun ada sekolah gratis, tetap saja ada biaya tambahan. Apalagi kami masih ber-KTP Ciamis, mengurus perpindahan administrasi juga butuh waktu dan biaya,” tuturnya.
Upaya Pemerintah Membantu Bocah yang Berhenti Sekolah
Menanggapi kondisi ini, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial (Rehsos) Dinas Sosial Kota Banjar, Kokom Komala, menyatakan bahwa pihaknya sudah turun langsung untuk mengecek kondisi keluarga Rangga.
“Kami telah mendatangi rumah Rangga dan mendapati bahwa keluarga ini masih berstatus warga Ciamis. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Dinsos Ciamis untuk menindaklanjuti masalah ini,” kata Kokom.
Sementara itu, Lurah Mekarsari, Ferry Angga, mengatakan bahwa pihaknya akan membantu proses administrasi kependudukan keluarga Rangga agar bisa terdaftar sebagai warga Kota Banjar.
“Setelah status kependudukan keluarga ini berpindah ke Kota Banjar, kami akan mengupayakan agar mereka dapat menerima bantuan dari program kesejahteraan sosial pemerintah,” jelasnya.
Terkait pendidikan Rangga, Ferry menyebutkan bahwa pihaknya akan memfasilitasi agar Rangga dan kakaknya bisa bersekolah di Yayasan Ponpes Faturrohman.
“Ada dua anak dari Pak Ade yang perlu sekolah, yaitu Rangga dan kakaknya. Kami akan membantu agar mereka bisa belajar di Ponpes Faturrohman. Semoga dengan pendidikan yang lebih baik, mereka dapat mencapai cita-cita dan memiliki masa depan yang lebih cerah,” pungkasnya. (Ayu/CN/Djavatoday)