Jumat, Januari 31, 2025

Ubisoft Tutup Studio dan PHK 185 Karyawan

Ubisoft kembali melakukan langkah efisiensi dengan menutup salah satu studionya serta merampingkan operasional di beberapa lokasi lainnya.

Keputusan ini mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 185 karyawan.

PHK ini sebagai bagian dari strategi pengurangan biaya perusahaan yang tengah mengalami tantangan besar dalam industri game.

Ubisoft Leamington Ditutup, Karyawan di Beberapa Negara Terdampak

Salah satu studio yang terdampak adalah Ubisoft Leamington, yang berlokasi di Royal Leamington Spa, Inggris.

Studio ini resmi ditutup sepenuhnya, mengakibatkan sekitar 50 karyawan kehilangan pekerjaan.

Selain itu, PHK juga terjadi di beberapa cabang Ubisoft lainnya, termasuk Stockholm (Swedia), Düsseldorf (Jerman), dan Newcastle (Inggris) – Ubisoft Reflections.

Dalam pernyataan resminya kepada Eurogamer, Ubisoft menyatakan:

“Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk memprioritaskan proyek dan mengurangi biaya demi memastikan stabilitas jangka panjang Ubisoft, kami telah mengumumkan restrukturisasi yang ditargetkan di Ubisoft Düsseldorf, Ubisoft Stockholm, dan Ubisoft Reflections, serta penutupan permanen Ubisoft Leamington. Sayangnya, keputusan ini berdampak pada 185 karyawan. Kami sangat menghargai kontribusi mereka dan berkomitmen untuk mendukung mereka selama masa transisi ini.”

Sejarah Ubisoft Leamington dan Kontribusinya

Ubisoft Leamington sebelumnya dikenal sebagai FreeStyleGames sebelum diakuisisi dari Activision pada 2017.

Studio ini dikenal atas karyanya dalam Guitar Hero Live dan DJ Hero series.

Setelah bergabung dengan Ubisoft, tim ini terlibat dalam pengembangan beberapa judul besar, seperti:

  • Tom Clancy’s The Division
  • Star Wars Outlaws
  • Skull and Bones
  • Far Cry 5

Penutupan dan PHK ini terjadi di tengah periode sulit bagi Ubisoft, yang menghadapi kinerja penjualan di bawah ekspektasi.

Beberapa game terbaru seperti Star Wars Outlaws dan Prince of Persia: The Lost Crown gagal mencapai target penjualan yang diharapkan.

Selain itu, Ubisoft juga berencana menutup XDefiant dalam beberapa bulan ke depan, yang mengakibatkan penutupan tiga studio dan tambahan 277 karyawan terkena PHK.

Berdasarkan laporan Eurogamer, jumlah total karyawan Ubisoft telah turun dari 20.279 menjadi 18.666 per akhir September 2024.

Situasi ini memunculkan spekulasi bahwa Ubisoft sedang mencari pembeli potensial atau mempertimbangkan kerja sama strategis dengan Tencent, termasuk kemungkinan membentuk joint venture.

Dalam laporan resmi yang dirilis awal bulan ini, Ubisoft menyatakan akan melanjutkan pengurangan biaya secara signifikan dan telah menunjuk penasihat strategis untuk mengevaluasi berbagai opsi transformasi perusahaan.

Di tengah ketidakpastian ini, Ubisoft sangat bergantung pada keberhasilan game Assassin’s Creed Shadows, yang akan menjadi salah satu peluncuran terbesar perusahaan.

Franchise Assassin’s Creed telah lama menjadi andalan Ubisoft dan merupakan salah satu seri game yang paling menguntungkan bagi perusahaan.

Jika Assassin’s Creed Shadows sukses, ini bisa memberikan harapan baru bagi Ubisoft.

Namun, menaruh ekspektasi tinggi pada satu game untuk menyelamatkan keseluruhan perusahaan tentu merupakan tantangan besar, terutama mengingat berbagai kendala yang saat ini dihadapi oleh perusahaan raksasa ini.

Ubisoft terus melakukan perampingan sebagai bagian dari strategi penghematan biaya akibat kinerja finansial yang kurang memuaskan.

Dengan menutup Ubisoft Leamington dan merumahkan ratusan karyawan lainnya, perusahaan berupaya menyesuaikan diri dengan dinamika industri game yang semakin kompetitif.

Kini, keberhasilan Assassin’s Creed Shadows menjadi salah satu faktor kunci yang dapat menentukan masa depan Ubisoft di tengah kondisi yang penuh ketidakpastian.

Cara Mematikan Apple Intelligence di iPhone, iPad, dan Mac

Apple baru saja merilis pembaruan perangkat lunak terbaru, termasuk iOS 18.3, yang secara otomatis mengaktifkan fitur Apple Intelligence untuk perangkat yang lebih baru. Namun,...

Lima Tren Utama Industri Robotika Tahun 2025

Industri robotika terus berkembang pesat, didorong oleh inovasi teknologi dan meningkatnya permintaan akan otomatisasi di berbagai sektor. International Federation of Robotics (IFR) memperkirakan, tahun...

DeepSeek R1, Inovasi AI China yang Mengancam Dominasi Nvidia dan OpenAI

Kebijakan Amerika Serikat yang membatasi akses China terhadap chip AI tercanggih Nvidia justru memberikan dorongan tak terduga bagi pengembang AI di China untuk menyalip...

Samsung Galaxy S25 Ultra, Pimpin Revolusi Smartphone Berbasis AI?

Samsung bersiap untuk kembali mendominasi industri smartphone dengan peluncuran Galaxy S25 Ultra, perangkat flagship yang akan menjadi ujung tombak pengembangan Galaxy AI. Setelah diperkenalkan...

Terbaru