Coban Glotak Malang merupakan satu dari sekian banyaknya air terjun indah yang memanjakan mata dengan ketinggian yang mencapai 100 meter. Air terjun ini memiliki satu aliran saja yang lurus vertikal dari ketinggian hingga ke kolamnya. Warna airnya yang putih jernih berpadu dengan hijaunya vegetasi alam di sekitarnya sehingga menciptakan pemandangan alam yang memesona. Hawa sejuk khas hutan pun turut menambah daya tarik yang menjadi magnet bagi wisatawan dari berbagai penjuru nusantara.Â
Tak hanya terkenal dengan wisata kulinernya yang murah meriah, Malang juga ternyata menyimpan banyak keindahan alam yang memesona. Salah satunya adalah air terjun yang populer dan menjadi andalan bagi wisatawan saat liburan tiba. Sebut saja seperti Coban Manan, Coban Rondo, Coban Sumber Pitu, hingga Coban Pelangi.
Nah, masih ada satu coban yang bisa Anda eksplor ketika mengunjungi Kabupaten Malang, yakni Coban Glotak Malang. Air terjun ini akan sangat cocok bagi para petualang yang gemar menyusuri hutan yang penuh dengan medan menantang. Penasaran seperti apa keindahan dan informasi menarik lainnya tentang objek wisata ini? Mari simak selengkapnya dalam uraian berikut ini, Sobat Djava!
Sekilas Tentang Coban Glotak Malang
Air terjun memang sering kali menjadi obat saat pikira tengah stres dan tubuh mulai lemas karena tumpukan pekerjaan. Gemuruh air terjun dan panorama alam sekitarnya yang asri tak jarang membuat tubuh lebih rileks dan pikiran pun jernih kembali. Seperti halnya air terjun yang satu ini.
Namun, ada hal menarik yang menjadi asal-usul penamaan Coban Glotak Malang, lho. Kata ‘glotak’ konon berasal dari suara jatuhan air terjun yang dahulu berbunyi seperti ‘gemeletak’. Hal tersebut karena air yang jatuh dari atas membawa bebatuan kecil yang saat jatuh menabrak bebatuan besar di bawahnya. Meskipun sekarang Anda hanya akan mendengar suara gemuruh air saja tanpa bunyi glotak-glotak karena bebatuan di bawah air terjun telah terkikis hingga membentuk cekungan kolam.
Air Terjun Setinggi 100 Meter
Air terjun ini memang tak memiliki aliran yang banyak, tetapi ketinggiannya yang mencapai 100 meter sukses menjadi daya tarik utamanya. Alirannya yang lurus dengan debit air yang deras menciptakan suara riuh gemuruh yang akan menarik perhatian siapapun. Tampias atau cipratan airnya pun melebar dan sering kali terbawa angin sehingga menjadikan udaranya lebih dingin.
Warna putih airnya berpadu dengan hitamnya dinding tebing dan hijaunya tanaman vegetasi alam. Ketiganya menjadi pemandangan alam yang sayang untuk Anda lewatkan. Bebatuan besar di sekitar air terjun pun seolah menegaskan bahwa tempat ini benar-benar masih alami. Jika ingin bermain air, Anda dapat melakukannya di aliran sungai dekat titik jatuh Coban Glotak Malang.
Jangan lupa untuk berswafoto berlatarkan air terjun yang tinggi dengan tebing yang megah. Jika lapar, Anda bisa berpiknik dan menyantap bekal pada area dekat air terjun. Titik lokasi air terjun belum memiliki fasilitas warung sehingga Anda wajib membawa bekal sendiri.
Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional
Objek wisata Coban Glotak Malang memang memiliki pemandangan yang ‘mahal’, tetapi harga tiket masuknya sangat murah, lho. Hanya dengan Rp5.000 saja per orangnya, Anda sudah bisa menikmati keindahan air terjun ini sepuasnya. Terdapat tambahan biaya parkir kendaraan sebesar Rp3.000 untuk sepeda motor.
Kemudian untuk jam operasionalnya, objek wisata ini mulai buka pukul 07.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB setiap hari. Anda sebaiknya berkunjung saat tidak sedang musim hujan karena medan jalannya akan licin. Harga tiket masuk dan jam operasional ini bisa saja berubah sewaktu-waktu, ya.
Fasilitas dan Alamat Coban Glotak Malang
Coban Glotak Malang memiliki beberapa fasilitas yang dapat Anda nikmati meskipun tidak begitu lengkap. Telah tersedia area parkir, toilet, warung sebelum jalur treking, hingga camping ground dan spot foto yang instagramable. Alamatnya adalah Jalan Raya Coban Glothak, Area Hutan, Dalisodo, Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65158. Berjarak sekitar 16 kilometer dari pusat kota dan membutuh kan sekitar 20 menit treking dengan medan jalan berupa tanah, bebatuan, hingga sungai. (Rismawati/Djavatoday)