Situ Ciburuy Bandung merupakan sebuah objek wisata berupa danau yang kini hadir dengan wajah baru setelah revitalisasi. Beberapa waktu lalu, danau ini sempat terbengkalai dan terlupakan karena airnya yang mengeruh dan tata kelolanya tidak terurus. Namun, kini objek wisata kecintaan warga parahyangan ini kembali menghadirkan pesona indah yang dapat memanjakan mata siapapun yang melihatnya. Wisatawan pun kembali meramaikan objek wisata ini untuk sekadar healing sembari menikmati kuliner khas Sunda yang menggoda lidah.
Danau yang terbentuk sejak zaman pemerintahan kolonial Hindia Belanda ini bisa menjadi spot yang asyik untuk nongkrong saat sore hari. Udaranya yang sejuk dan akses jalannya yang mudah menjadikan tempat ini sangat strategis.
Untuk Anda yang ingin mengetahui informasi lengkap tentang Situ Ciburuy Bandung yang terbaru, simaklah artikel ini selengkapnya. Kami akan memberikan ragam informasi yang penting dan menarik yang bisa Anda jadikan sebagai referensi. Yuk, simak selengkapnya dalam uraian berikut ini!
Sejarah Situ Ciburuy Bandung
Danau ini merupakan danau buatan yang ada sejak tahun 1918 yang terbentuk karena merupakan lokasi bertemunya dua sungai. Fungsi utama dari danau ini adalah sebagai pengairan sawah bagi warga sekitar. Danau ini memiliki luas sekitar 8 hektare dengan luas keseluruhan area mencapai 41 hektare. Di tengah luasnya danau ini, Anda akan menemukan sebuah pulau yang penuh pepohonan.
Menurut sejarah, danau ini merupakan peninggalan dari Prabu Siliwangi dan menjadikannya sebagai tempat bertarung. Berbagai mitos tentang danau ini pun berkembang, salah satunya adalah adanya ikan raksasa yang mendiami danau ini. Mengenai asal usul penamaannya, ternyata sangat sederhana. Situ berarti danau, sedangkan ciburuy merupakan nama desa yang menjadi lokasi danau sehingga dinamakan Situ Ciburuy Bandung.
Daya Tarik Situ Ciburuy Bandung
Objek wisata ini menawarkan keindahan danau yang luas dengan air yang jernih dan pemandangan alam yang indah. Nuansanya begitu tenang dengan semilir angin yang berhembus menggerakkan dedaunan. Wisatawan biasanya duduk di tepian danau sembari menikmati keindahannya sambil berswafoto. Lanskap danau ini memang cocok menjadi latar belakang foto yang instagramable.
Wisatawan juga berjalan kaki menyusuri tepian danau atau menjelajahinya menggunakan sepeda. Jika ingin melihat Situ Ciburuy Bandung lebih dekat, Anda bisa menyewa perahu atau sepeda air. Jika datang beramai-ramai, sebaiknya Anda menyewa perahu untuk mengelilingi danau. Namun, jika hanya datang berdua dan ingin lebih romantis, Anda cukup menyewa perahu bebek atau sepeda airnya saja.
Setelah itu, Anda bisa bersantap nikmat di warung-warung atau restoran yang berderet di dekat danau. Anda bisa mencoba ragam hidangan khas Sunda seperti karedok hingga menyantap ikan yang fresh berasal dari danau. Konon, ikan-ikan ini akan dengan mudah warga lokal tangkap, tetapi sulit bagi wisatawan, lho.
Harga Tiket Masuk dan Fasilitas Wisata
Objek wisata yang namanya terabadikan dalam sebuah lagu berjudul “Bubuy Bulan” ini tidak mematok harga tiket masuk, alias gratis. Anda hanya perlu menyiapkan biaya untuk parkir kendaraan sekitar Rp2.000 hingga Rp10.000. Siapkan juga biaya untuk menyewa perahu, membeli kuliner yang lezat, atau membeli oleh-oleh. Informasi mengenai harga tiket ini tidak bersifat permanen sehingga bisa berubah kapan saja sesuai kebijakan pihak pengelola.
Adapun fasilitas dari objek wisata ini setelah revitalisasi cukup lengkap dan memadai. Ada area parkir kendaraan roda dua maupun roda empat, toilet, musala bagi wisatawan muslim, hingga warung-warung makan. Tersedia juga kios-kios yang menjual oleh-oleh, wahana perahu, sepeda air, odong-odong, dan spot foto.
Jam Operasional dan Alamat Lengkap
Objek wisata ini tidak memiliki jam operasional resmi sehingga Anda bisa mengunjungi Situ Ciburuy Bandung kapan saja. Namun, akan lebih baik jika Anda datang saat pagi atau sore hari dengan kondisi cuaca cerah. Anda bisa menikmati suguhan suasana pagi yang tenang dan berburu sunset saat sore tiba. Lokasinya adalah Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, tepat berada di tepi Jalan Raya Jakarta-Bandung. (Rismawati/Djavatoday)
