Selain terkenal dengan julukan kota kembang, Bandung juga dikenal dengan kota wisata. Hal ini karena Kota Bandung memiliki beragam wisata yang tak ada habisnya. Kota yang menjadi ibu kota Provinsi Jawa Barat ini juga memiliki banyak wisata khas luar negeri lho. Salah satunya adalah Kampoeng Tulip Bandung yang merupakan wisata khas negeri kincir angin, Belanda.
Kamu tentu tidak asing bukan dengan bunga tulip? Bunga yang indah dan memiliki ragam warna ini memang menjadi ciri negara Belanda. Meskipun sebenarnya tulip berasal dari negara di bagian Asia Tengah. Untuk kalian yang penasaran dan ingin melihat keindahan bunga tulip di Kampoeng Tulip ini, yuk simak artikel ini selengkapnya.
Sejarah Kampoeng Tulip Bandung
Kampoeng Tulip Bandung merupakan objek wisata yang menyuguhkan pesona bunga tulip dengan suasana Belanda. Wisata ini milik salah seorang bernama Pak Nanang yang menyulap lahan seluas 800 meter menjadi wisata kekinian. Wisata ini dikembangkan dengan khas negeri kincir angin karena adanya kemiripan histori dan topografi antara Bandung dan Belanda.
Daya Tarik Kampoeng Tulip
Daya tarik utama wisata ini adalah hamparan berbagai bunga tulip yang cantik. Selain itu, replika kincir angin, rumah holland, dan vibe khas Belanda menjadi daya tarik tersendiri. Wisata ini dikemas dengan tema yang kekinian dan dipenuhi spot foto yang instagramable. Kamu juga bisa berwisata sambil beredukasi tentang berbagai tanaman dan bunga juga mengenai sejarahnya.
Ada beberapa fasilitas wisata yang disediakan di Kampoeng Tulip Bandung, di antaranya adalah taman bunga tulip yang bak pelangi. Hamparan bunga tulip ini dibuat serapi mungkin untuk memanjakan para wisatawan. Spot ini jangan dilewatkan begitu saja, kamu harus berfoto tentunya. Apalagi, taman tulip ini berada didekat sungai kecil dan terdapat kincir angin, membuat wisatawan seperti berlibur di Belanda.
Kamu juga akan menemukan banyak rumah ala Holland atau rumah khas Belanda. Dicat dengan berbagai warna yang begitu padu dan bangunan yang khas membuatnya makin instahramable. Adanya holland ini juga bisa membangkitkan sejarah lama. Rumah holland ini juga dilengkapi replika lainnya, seperti sepeda antik khas Belanda, ayunan, kincir angin, dan lainnya.
Di Kampoeng Tulip Bandung, terdapat pula sebuah spot yang menyuguhkan berbagai barang antik khas Belanda. Seperti cangkir, kursi, meja, lemari, jam dinding, dan barang antik lainnya. Spot ini dinamakan Gallery Shabby Chick. Disini juga terdapat fasilitas kolam terapi ikan lho.
Wisawatan juga bisa menikmati sejuknya udara dan keindahan Kampoeng Tulip sambil menaiki perahu. Namun, fasilitas ini hanya ada di akhir pekan saja. Kampoeng Tulip juga bisa dijadikan tempat untuk prewedding. Bahkan kostum ala Belanda-nya pun bisa disewakan.
Spot Foto
Wisata ini agaknya memang dibangun untuk diabadikan. Karena begitu banyak spot foto unik dan menarik yang bisa dicoba oleh para wisatawan. Seperti taman bunga tulip, replika kincir angin, rumah ala Holland, Gallery Shabby Chick, Perahu dayung dan perahu bebek. Kamu juga bisa lho berfoto menggunakan kostum ala noni atau tuan Belanda yang telah disediakan.
Fasilitas
Menjadi objek wisata yang hits dan kekinian, Kampoeng Tulip tentu memiliki berbagai fasilitas yang disediakan. Ada mushola, lahan parkir, toilet, spot foto, gazebo, dan kafe dengan khas Belanda. Menu di kafenya dibandrol dengan harga mulai dari Rp20.000. Varian menunya banyak mulai dari khas kuliner khas Eropa sampai khas Sunda.
Lokasi
Wisata ini berada di Banyu Biru, Jalan Pasir Pogor Raya, Ciwastra, Mekarjaya, Rancasari, Kota Bandung, Jawa Barat. Letaknya begitu strategis karena berada di pusat kota Bandung. Jadi, wisatawan tidak perlu kesusahan untuk menjangkaunya.
HTM dan Jam Operasional
Untuk harga tiket masuk sesuai informasi terbaru yakni Rp10.000 untuk hari kerja dan Rp15.000 untuk weekend. Adapun jam operasionalnya dibuka pukul 09.00 sampai pukul 17.00.
Bagaimana, asyik bukan? Kapan lagi bisa berwisata hits dan kekinian ala Eropa dengan budget yang bersahabat. Untuk wisatawan yang akan mengunjungi Kampoeng Tulip Bandung ini jangan lupa untuk mematuhi protokol kesehatan, ya.
(Rismawati/Djavatoday)
