Curug Dengdeng Garut merupakan sebuah objek wisata alam tersembunyi yang terletak di bagian selatan Kota Intan. Objek wisata ini menyuguhkan keindahan air terjun berundak dengan dua kolam alami yang masing-masing terlihat menawan. Air terjun ini memiliki karakter yang unik karena meskipun tidak begitu tinggi, debit airnya masih cukup deras. Terutama saat musim hujan tiba.
Meskipun air terjun ini tak sepopuler Curug Sanghyang Taraje atau Curug Jagapati yang masih sama-sama di Garut, tetapi keindahannya boleh diadu. Tempatnya yang masih jarang terjamah oleh banyak manusia juga menjadikannya seolah curug pribadi. Cocok bagi Sobat Djava yang ingin berlibur tanpa khawatir ada keramaian yang mengganggu. Tempat ini juga cocok menjadi tempat healing dan refreshing bersama komunitas karena akses jalannya cukup memacu adrenalin.
Apakah Anda tertarik untuk berkunjung ke Curug Dengdeng Garut? Simaklah artikel ini untuk mendapatkan informasi penting dan menarik yang bisa Anda jadikan referensi sebelum berkunjung. Yuk, baca selengkapnya dalam uraian berikut ini!
Baca juga: Curug Citiis Garut, Keindahan di Jalur Pendakian Guntur
Daya Tarik Curug Dengdeng Garut
Kabupaten Garut merupakan salah satu under rate wisata di kalangan wisatawan nusantara, padahal kabupaten ini menyimpan banyak keindahan tersembunyi. Salah satunya adalah curug ini yang memiliki keindahan air terjun dengan kolam alami atau leuwi yang memanjakan mata. Karakter air terjunnya berundak yang terpisah oleh kolam alami berwarna kehijauan.
Curug Dengdeng Garut memiliki ketinggian sekitar 8 meter dengan debit air yang cukup deras, terutama saat musim hujan. Air terjun ini memiliki dua bagian curug, yakni bagian atas yang lebih landai dan bagian bawah yang cukup tinggi. Bagian atasnya memiliki aliran landai sehingga kerap menjadi spot wisatawan untuk melakukan jeram. Kolam alami bagian atas pun sering menjadi tempat berenang, tetapi perlu berhati-hati agar tidak mendekati tiitk jatuh ke curug bawah.
Sementara itu, curug bagian bawahnya memiliki aliran vertikal yang cukup tinggi dan deras. Jatuhan airnya pun akan membentuk kolam alami yang lebih besar dan dalam sehingga wisatawan harus berhati-hati. Curug bagian bawah ini membentuk cekungan dengan tebing berbatu yang menjadi sekatnya. Wisatawan bisa mendaki ke bagian tebing yang berada antara curug atas dan curug bawah untuk berswafoto.
Pesona Curug Dengdeng Garut makin lengkap dengan adanya bebatuan alami di sekitar curug. Bebatuan ini biasanya menjadi tempat wisatawan untuk duduk bersantai menikmati keindahan curugnya. Biasanya mereka sambil memasak atau menyantap bekal bersama teman dan keluarga. Jangan lupa untuk membawa minuman atau makanan hangat karena air dan udara di curug ini sejuk yang cenderung dingin.
Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional
Objek wisata ini belum terkelola secara resmi oleh pemerintah sehingga tidak memiliki harga tiket masuk resmi. Namun, biasanya wisatawan membayar Rp5.000 per orang jika ada warga yang bertugas untuk berjaga. Nominal harga tiket masuk ini bisa berubah sewaktu-waktu.
Adapun jam operasional Curug Dengdeng Garut adalah 24 jam setiap hari sehingga Anda bisa mengunjunginya kapan saja. Namun, kami sarankan untuk datang saat hari masih terang, lebih bagus sedari pagi agar suasananya masih sangat sejuk. Hindari berkunjung saat hujan karena jalur track akan licin dan debit air sangat deras.
Fasilitas dan Alamat Curug Dengdeng Garut
Objek wisata ini masih jarang terjamah oleh banyak manusia sehingga belum mendapatkan perhatian oleh pemerintah. Pengelolaanya pun masih secara alami sehingga belum terdapat fasilitas yang tersedia. Meskipun begitu, kebersihan curug ini masih terjaga. Siapkanlah bekal secara mandiri karena tidak ada warung di dekat air terjun.
Curug Dengdeng Garut terletak di Kampung Harendong, Desa Margamulya, Kec. Cisompet, Kabupaten Garut. Berjarak sekitar 2 jam kilometer dari pusat kota Garut dengan kondisi jalan yang naik-turun dan berkelok-kelok dengan view perkebunan teh serta perbukitan. Mendekati curugnya, medan jalan akan makin terjal berupa bebatuan besar sehingga tidak disarankan untuk menggunakan mobil ceper atau motor matic. Dari area parkir kendaraan, Anda harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri track alami sejauh sekitar 500 meter. (Rismawati/Djavatoday)