Curug Cipanyairan Garut merupakan sebuah objek wisata berupa air terjun memesona yang keberadaannya masih tersembunyi dari jamahan manusia. Air terjun ini memiliki pesona yang luar biasa karena betuk fisinya yang begitu megah dengan aliran yang deras dari ketinggian berpuluh-puluh meter. Suasana alam pegunungan yang mengelilinginya pun turut menambah daya tarik tempat ini. Keberadaannya yang masih tersembunyi dengan akses yang masih suilt membuatnya menjadi hidden gem.
Garut merupakan sebuah kabupaten yang berbatasan dengan Kabupaten Bandung, Tasikmalaya, Sumedang, hingga Cianjur. Kabupaten ini berukuran kecil daripada kabupaten lainnya, tetapi keindahan alam yang tersimpan begitu memanjakan mata. Topografi alamnya yang berupa dataran tinggi dan pegunungan yang indah mejadikan kabupaten ini mendapat julukan Swiss Van Java.
Kini, kabupaten ini kembali menghebohkan dengan mencuatnya keindahan dari salah satu sudutnya. Keindahan tersebut adalah Curug Cipanyairan Garut, sebuah potongan surga yang lokasinya tersembunyi. Penasaran dengan keindahan hidden paradise ini? Simak selengkapnya dalam uraian berikut ini, ya!
Baca juga: Curug Rahong Garut, Eksotis tapi Penuh Mistis
Keeksotisan Curug Cipanyairan Garut
Kabupaten Garut memang memiliki ragam air terjun yang memikat wisatawan, salah satu yang telah populer adalah Curug Sanghyang Taraje. Yang memiliki aliran deras dan jatuh dari ketinggian berpuluh-puluh meter. Namun, ternyata tak hanya curug tersebut yang menjadi primadona Kota Intan. Di sudut lain, terdapat sebuah air terjun dengan panorama tebing pegunungan megah dengan aliran yang tak kalah deras dan memesona.
Air terjun tersebut adalah Curug Cipanyairan Garut, air terjun dengan ketinggian mencapai 80 meter dan aliran yang sangat deras. Saking derasnya, cipratannya terlihat seperti asap putih yang bergejolak dan terbawa angin. Hal tersebut menjadikan udara sekitar air terjun sejuk bahkan cenderung dingin.
Air terjun ini jatuh dari ketinggian tebing tinggi yang penuh dengan pepohonan dan vegetasi alam sehingga warnanya menjadi hijau. Kontras dengan warna air terjunnya yang putih jernih. Potretnya begitu cantik dan memesona, cocok menjadi spot foto yang instagramable.
Curug Cipanyairan Garut yang jatuh dari ketinggian akan mengalir mejadi sungai yang cukup lebar dengan bebatuan yang memenuhi beberapa areanya. Uniknya, curug ini berada di antara dua sisi tebing dengan tebing sisi kanan yang seolah menyembunyikan air terjunnya.Anda harus berjalan mendekati air terjun ke sebelah kiri untuk bisa melihat air terjun dengan jelas.
Namun, harap berhati-hati karena airnya yang deras akan membuat Anda basah kuyup dan derasnya air sering kali membuat sungai meluap. Tak jarang terjadi banjir secara tiba-tiba. Untuk itu, warga sekitar telah memasang tanda area batas untuk wisatawan bisa menjangkau air terjun. Jika ingin merasakan kesegaran airnya, Anda bisa bermain di area pinggir sungainya yang lebih aman.
Harga Tiket Masuk dan Jam Operasional
Curug Cipanyairan Garut masih belum terkelola secara resmi dan masih belum banyak campur tangan manusia. Harga tiket masuknya pun masih gratis, Anda hanya perlu membayar biaya parkir kepada warga sekitar. Biasanya rentangnya mulai dari Rp5.000 hingga Rp10.000.
Begitupun dengan jam operasionalnya yang belum memiliki kepastian. Namun, sebaiknya Anda datang saat pagi hari dengan kondisi cuaca cerah agar memudahkan akses jalan. Jangan berkunjung saat hujan karena khawatir terjadi luapan air yang membahayakan.
Fasilitas dan Alamat Curug Cipanyairan Garut
Curug Cipanyairan Garut masih asri dan belum terkelola dengan baik sebagai tempat wisata. Fasilitas pun masih sangat minim, Anda hanya akan menemukan warung di area pemukiman warga yang jauh dari titik air terjun. Area parkirpun menggunakan lahan milik warga. Jadi, siapkan perbekalan menuju air terjun dari rumah karena tidak ada fasilitas apapun di dekat air terjunnya.
Alamat objek wisata ini adalah di Desa Pakenjeng, Pamulihan, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Akses jalannya memang tidak mulus karena masuk ke pedalaman sehingga lebih baik menggunakan kendaraan bermotor agar lebih fleksibel. Anda bisa mengarahkan kendaraan menuju Bayongbong, Cisarua, dan kemudian Pamulihan. Arahkan ke Desa Pakenjeng hingga menemukan gapura yang menuju ke Sanghyang Taraje.
Belok kanan dan ikuti jalan tersebut hingga ujung, agar tidak tersesat cobalah bertanya ke warga sekitar. Setelah memarkirkan kendaraan di area rumah warga, Anda harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 20 hingga 40 menit. Akses jalannya berupa jalan setapak yang berbatu dan terkadang licin, jadi pakailah sandal yang cocok. Lelahnya perjalanan akan terbayarkan dengan keindahan Curug Cipanyairan Garut. (Rismawati/Djavatoday)