Jumat, November 22, 2024

Inilah 6 Hal yang Dirasakan Anak Saat Orang Tuanya Bercerai

Setiap keluarga pasti memiliki masalahnya tersendiri. Namun sang anaklah yang akan menanggung risiko terpahit jika melihat kedua orang tuanya bercerai. Hal ini akan berdampak pada kondisi kejiwaan sang anak, apalagi bagi anak yang berusia 7 sampai 13 tahun.

Anehnya para orang tua seringkali beranggapan bahwa anak mereka baik-baik saja. Padahal disadari atau tidak, hal ini akan memberikan dampak yang besar bagi sang anak bahkan ketika ia tumbuh dewasa. Berikut ulasannya.

Baca juga : 5 Dampak Buruk Medsos Bagi Anak Remaja

Mudah marah atau emosi

Rasa marah merupakan refleksi dari rasa kecewa sang anak terhadap perceraian kedua orang tuanya. Emosi anak perlahan mulai menjadi tidak stabil ketika orang tuanya memutuskan untuk bercerai.

Setelah perceraian, anak akan mengalami krisis transisi. Biasanya luapan emosi sang anak disalurkan melalui dua cara. Pertama memilih mengeluarkan semua amarahnya, dan yang kedua memutuskan dengan cara berdiam diri.

Ketika sang anak menunjukkan amarah Mama harus mampu bersabar dan meyakinkan dia bahwa Mama dan Papanya akan tetap mengurus dan menyayanginya. Jika anak marah dengan berdiam diri, maka kedua orang tuanya harus mampu mengajak dia berbicara untuk mengeluarkan isi hati yang ia rasakan.

Lebih sensitif

Selain mudah marah, anak akan menjadi mudah tersinggung ketika berbicara tentang keluarganya. Hal ini terjadi karena pikirannya telah merekam semua memori kelam yang terjadi pada keluarganya.

Emosi yang tidak stabil ini akan membuat dia mudah menangis dan merasa sedih. Jika sang anak dulunya sangat ceria, ketika orang tuanya bercerai bisa saja mereka akan berubah menjadi pendiam dan pemurung.

Sering merasa kesepian

Tidak ada anak yang menginginkan kedua orang tuanya bercerai. Kondisi ini seketika akan mengubah dunianya. Kini mereka tidak bisa melihat ayah dan ibunya tinggal dalam satu rumah.

Hal inilah yang menyebabkan sang anak sering merasa kesepian karena ia merasa kondisinya tidak lagi sama seperti dulu. Ia masih membutuhkan kedua sosok orang tua yang menyayangi dan menemani mereka tanpa batasan tempat dan waktu.

Memiliki perasaan yang rapuh

Anak yang broken home akan lebih sering menangis. Oleh karena itu perasaannya mudah rapuh karena ia pernah terluka oleh perceraian orang tuanya.

Tidak percaya diri

Kondisi ini akan terjadi jika ia berinteraksi dengan lingkungannya. Beban mental yang ditanggung oleh anak akibat perceraian dapat membuat sang anak tidak percaya diri, menutup diri, sering menghindar dari keramaian bahkan lari dari masalah.

Hidup namun seperti tidak benar-benar hidup

Ketika orang tuanya bercerai, kondisi ini sebenarnya merupakan titik terendah bagi sang anak. Dia kehilangan keceriaan, impiannya bahkan dunianya juga akan ikut berubah.

Itulah ulasan mengenai perasaan seorang anak yang orang tuanya bercerai. Jika kebetulan perceraian menimpa Anda dan pasangan, ada baiknya jika kalian mengesampingkan ego dan tetap mendampingi sang anak sampai tumbuh dewasa. Jagalah mereka dari perbuatan-perbuatan negatif yang merugikan. (Willy/Djavatoday)

Perlu diperhatikan, Ini Dia 5 Cara Menegur Orang Lain dengan Baik

Pernahkah kamu melihat orang lain ditegur secara terang-terangan di muka umum? Bagaimana perasaanmu jika kamu ditegur dengan cara yang kurang baik di hadapan banyak...

Rekomendasi Sepatu Gunung yang Affordable dan Tahan Lama

Rekomendasi sepatu gunung kali ini punya harga yang cukup terjangkau loh. Selain harganya yang bersahabat, sepatu gunung berikut ini juga punya kualitas yang bagus...

Tips Punya Kamar Tidur Wangi, Bikin Tambah Betah dan Nyaman!

Punya kamar tidur wangi merupakan impian semua orang. Selain bikin tidur jadi lebih nyenyak, kamar yang wangi juga bisa membuat tubuh dan pikiran jadi...

5 Kelebihan Kain Katun Dibanding dengan Jenis Kain Lain

Kelebihan kain katun bisa dibilang lebih banyak daripada kekurangannya. Oleh karena itu, gak heran kalo jenis kain yang satu ini menjadi yang paling banyak...

Terbaru