Gerakan membeli produk buatan tangan dari Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bisa mendukung industri dalam negeri. Tindakan ini juga bisa membantu memulihkan perekonomian masyarakat saat pandemi Covid-19.
Dengan semakin banyaknya produk lokal terjual, semakin banyak pula tenaga kerja yang diserap oleh industri lokal sehingga angka pengangguran berkurang.
Di market place dan sosial media, banyak toko-toko yang menjual barang handmade dari UMKM lokal. Sebelum membeli produk buatan tangan, yuk ketahui 4 hal ini dulu.
Tidak Bisa 100% Sama
Berbeda dengan cetakan pabrik, semua produk handmade akan terdapat perbedaan mulai dari corak, warna, hingga bentuk yang mungkin sedikit berbeda satu sama lain.
Termasuk dengan penampakan di foto bisa berbeda karena faktor pencahayaan dan proses produksi. Ketika membeli produk buatan tangan, pahami bahwa barang yang akan kamu terima tidak akan sama persis seperti di foto.
Tidak Bisa 100% Sempurna
Dompet kulit atau cangkir keramik buatan tangan pasti memiliki ketidaksempurnaan, seperti teksturnya yang kurang mulus. Sebelum membeli produk buatan tangan, baca deskripsi dengan teliti dan boleh tanya-tanya langsung pada penjual.
Jangan mudah komplain dan memberi rating buruk jika produk yang diterima tidak sesuai dengan ekspektasi. Kecuali jika produk rusak, pecah, dan tidak berfungsi sama sekali, kamu boleh melakukan retur dan meminta refund.
Sabar Menunggu Pre Order
Beberapa produk buatan tangan tidak ready stock, ada juga yang dibuat secara custom (sesuai keinginan pemesan). Maka dari itu, butuh waktu pre-order untuk proses produksi. Harap bersabar apabila penjual sudah memberitahu periode tunggu sebelum dikirim.
Jangan Tawar Sadis
Meski produk buatan tangan terlihat sederhana dan mudah dibuat, bukan berarti kamu boleh menawar harga dengan sadis. Pikirkan waktu, tenaga, dan kreativitas dari pengrajin. Jangan menawar dengan dengan menyebutkan harga di toko lain.
Apabila dirasa terlalu mahal, langsung saja beralih ke toko lain yang sesuai dengan budget. Tidak perlu mencecar penjual untuk berusaha mendapat harga semurah mungkin. Jangan sampai tawar menawar yang sadis memadamkan semangat pengrajin. (Dewi/Djavatoday)