Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Dizzah Setiadi (13), bocah SD asal Desa Bendasari, Kecamatan Sadananya, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, meninggal dunia setelah tersambar petir. Peristiwa itu terjadi pada Senin (20/3/2023) saat hujan dengan petir melanda wilayah tersebut.
Usut punya usut, bocah tersebut meninggal dunia bukan akibat tersambar petir. Pihak keluarga memastikan saat meninggal dunia, tidak ada luka bakar pada tubuh korban. Pada saat kejadian anaknya tidak sedang main HP (ponsel). Melainkan akan mencharger HP karena habis baterai usai memainkannya.
Lili Setiadi (48) menjelaskan ia mendapat kabar dari keluarganya bahwa anaknya pingsan saat ada petir menyambar. Ketika itu ia saat sedang berdagang. Lili pun langsung pulang ke rumahnya.
Pihak keluarga langsung membawa bocah SD tersebut ke RSUD Ciamis. Namun belum sampai ke rumah sakit, korban meninggal dunia.
Kabar bocah SD meninggal dunia akibat tersambar petir pun beredar hingga gegerkan warga. Kabar tersebut diunggah melalui media sosial dan perpesanan WhatsApp.
“Kalau kejadian pastinya saya tidak tahu pasti. Kata yang di rumah mau mengecas HP, tapi belum masuk colokan. Pas ada petir anak saya pingsan,” ungkapnya, Selasa (21/3/2023).
Lili memastikan anaknya meninggal bukan karena tersambar petir. Rumahnya tidak tersambar petir, berbeda dengan rumah lainnya yang bagian meteran listrik rusak terbakar. Lili menduga anaknya meninggal dunia karena kaget setelah mendengar suara petir keras yang menyambar.
“HP tidak rusak, casannya (charge) masih di luar, listrik di rumah masih menyala. Kalau rumah yang lain iya ada yang meterannya rusak setelah tersambar petir,” jelasnya.
Penyebab Bocah SD Meninggal Dunia Bukan Tersambar Petir
Anak pasangan Lili Setiadi dan Siti Maryam tersebut sempat dibawa ke RSUD Ciamis dan diberikan pertolongan. Namun sayang nyawanya tidak tertolong. Lili mengaku belum mengetahui pasti penyebab anaknya meninggal dunia.
“Memang setelah diperiksa diberikan pertolongan dan dipastikan meninggal dunia belum mengambil hasil pemeriksaan. Kemarin langsung dibawa pulang untuk dimakamkan,” jelasnya.
Lili pun sudah mengikhlaskan kepergian anaknya sebagai suatu musibah. Ia pun menduga anaknya meninggal karena kaget setelah mendengar suara petir yang keras.
Sementara itu, Kapolsek Ciamis Kompol Ismet Inono membenarkan kejadian tersebut. Namun bocah SD tersebut meninggal dunia bukan karena tersambar petir, melainkan karena kesetrum.
“Hasil pemeriksaan medis korban kesetrum. Jadi saat mencabut charger HP berbarengan petir menyambar. Sehingga ada korsleting listrik,” pungkasnya. (Ayu/CN/Djavatoday)