Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Melestarikan budaya dan kearifan lokal di Ciamis juga oleh generasi penerus yang masih muda. Seperti anak-anak muda dari Pangauban Kawargian Nonoman Galuh bersama Rumah Naskah menggelar tradisi membaca naskah Sunda kuno Wawacan Sulanjana.
Tradisi bertajuk Nyawang Bulan di Mumunggang ini digelar di Situs Bojong Susuru, Dusun Bunder, Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing, Ciamis.
Tradisi membaca naskah tersebut berawal dari kebiasaan masyarakat Sunda zaman dulu di Tatar Galuh Ciamis. Masyarakat selalu melaksanakan prosesi membaca naskah di sawah menjelang panen padi. Namun tradisi tersebut berangsur pudar seiring dengan perkembangan zaman.
Prosesi tradisi membaca naskah kuno Wawacan Sulanjana ini diawali dengan menyediakan sesajian. Kemudian acara inti membaca naskah yang diiringi dengan kesenian gembyung, yang merupakan kesenian tradisional buhun.
“Dulu tradisi membaca naskah ini selalu dilakukan masyarakat Ciamis pada malam menjelang panen. Masyarakat bersama-sama ngabring ke sawah sambil diiringi musik gembyung,” ujar Tendi Nugraha, Ketua Pangauban Kawargian Nonoman Galuh, Sabtu (5/8/2023).
Tradisi kemudian diangkat lagi untuk mengingatkan nilai-nilai filosofi yang bisa diterapkan dalam kehidupan sekarang. Dipilihnya pada malam purnama karena memiliki suasana yang syahdu dan mengingatkan kembali pada masa lalu.
“Tradisi ini kembali kami angkat pernama kali, setelah sempat hilang. Antusias masyarakat, tokoh budaya, pemerintah sangat tinggi. Ratusan tamu undangan hadir. Bahkan mereka meminta tradisi ini dilaksanakan di beberapa situs budaya lainnya secara giliran,” ungkap Tendi.
Nilai Tradisi Membaca Naskah Kuno
Tradisi bertajuk Nyawang Bulan di Mumunggang menjadi upaya untuk menggali nilai-nilai yang terkandung dalam naskah yang secara turun temurun diwariskan oleh leluhur.
“Ini menjadi momen silaturahmi bagi para pelestari dan penggiat kebudayaan di Tatar Galuh Ciamis. Selain itu, sebagai salah satu bentuk kontribusi generasi muda terhadap Pemajuan Kebudayaan Daerah,” jelasnya.
Kegiatan Nyawang Bulan di Mumunggang direncanakan akan digelar 3 bulan sekali pada malam bulan purnama. Direncanakan di setiap situs atau pun kabuyutan yang berbeda.
“Secara tidak langsung kegiatan ini juga memperkenalkan situs/kabuyutan yang ada di Tatar Galuh Ciamis. Harapannya dapat memberikan kebermanfaatan dan juga pengetahuan terhadap generasi muda untuk lebih mencintai nilai-nilai yang terkandung dalam naskah,” katanya.
Tendi menjelaskan dalam naskah kuno Wawacan Sulanjana terdapat nilai-nilai kehidupan yang bisa diterapkan dalam kehidupan. Salah satunya adalah bersyukur. (Ayu/CN/Djavatoday)