Salah satu tempat wisata sejarah yang terkenal di Kabupaten Ciamis adalah situs wisata Karang Kamulyan. Situs wisata ini terletak di Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Situs wisata yang terletak antara kabupaten Ciamis dan kota Banjar ini memiliki luas lahan sekitar 25,5 hektare.
Situs Karang Kamulyan merupakan situs yang berasal dari masa Hindu-Buddha dan diyakini merupakan peninggalan masa Kerajaan Galuh. Situs ini merupakan area suci peninggalan abad ke-7 yang memiliki keterkaitan dengan sejarah Ciung Wanara dan Hariang Banga.
Situs wisata ini bisa menjadi alternatif terlebih jika kamu sedang mudik melewati jalur selatan, sebab situs Karang Kamulyan bisa jadi tempat beristirahat sekaligus wisata sejarah. Disini kamu bisa menemukan banyak pepohonan rimbun yang menjulang tinggi dengan suasana yang masih asri dan terawat. Kamu juga akan menemukan banyak kera berkeliaran di sekitar lokasi wisata.
Situs Karang Kamulyan terletak di sebelah timur kota Ciamis. Untuk menuju lokasi, kamu cukup menempuh jarak perjalanan sekitar setengah jam dari pusat kota Ciamis. Harga tiket yang ditawarkan untuk masuk kawasan situs ini pun cukup terjangkau yakni sekitar Rp 3.000,-.
Fasilitas yang bisa kamu temukan di situs wisata ini diantaranya area parkir yang luas, mushola, toilet yang bersih serta warung-warung yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman, salah satunya makanan khas Sunda dan oleh-oleh khas Kabupaten Ciamis.
Peninggalan di Situs Karang Kamulyan
Beberapa peninggalan yang ada di situs Karang Kamulyan ini diantaranya yaitu Batu Pangcalikan, Panyabungan Hayam, Sanghiyang Bedil dan yang lainnya. Batu Pangcalikan adalah bekas singgasana dan tempat musyawarah raja. Panyabungan Hayam diyakini sebagai tempat bekas sabung ayam antara Ciung Wanara dan Bondan Sarati, sedangkan Sanghiyang Bedil adalah tempat penyimpanan senjata.
Disini kamu juga akan menemukan Batu Lambang Peribadatan yang ditandai dengan adanya batu segiempat panjang yang berdiri di tengah dan dikelilingi susunan batu-batu bulat. Batu ini berada di halaman yang dibatasi susunan batu berbentuk bujur sangkar. Selain itu ada juga Batu Panyandaan yang dipercaya sebagai tempat istirahat ibu Ciung Wanara.
Selain itu, terdapat juga sumber mata air Citeguh dan Cirahayu, makam Adipati Panaekan, Pamangkonan dan Patimuan Leuwi Sipatahunan, dan juga sepotong jalan kuno yang diyakini sebagai jalan penghubung antara Pajajaran dengan Majapahit. (Willy/Djavatoday)