Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Sejumlah petani di Ciamis kini dihadapkan dengan kegalauan, karena sawah mengalami kekeringan hingga terancam gagal panen. Penyebabnya karena berkurangnya pasokan air di saluran irigasi.
Nampak persawahan di beberapa daerah sudah mengering. Seperti di sawah Kertasari dan Cigembor, Kecamatan Ciamis dan juga Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, banyak benih padi yang sudah ditebar dan tumbuh dibiarkan begitu saja oleh petani. Ada juga padi yang telah tumbuh besar mengering, tanahnya sudah mengalami retak-retak.
Seperti yang dialami Didi, Kardi (54), lahan sawah seluas 300 bata yang digarapnya mengalami kekeringan akibat tidak mendapat pasokan air. Dari 300 bata itu, sebagian lahan yang sawah yang telah ditanami padi yang berusia 2 bulan kini dibiarkan. Sebagian lahan lagi ditanami oleh tanaman palawija, seperti kacang panjang, mentimun, sayuran dan cabai.
“Sudah tidak ada air yang mengalir dari saluran irigasi. Kalau seminggu ini tidak ada hujan, kemungkinan gagal panen,” ujar Didi Kardi saat ditemui di lahan sawahnya.
Sedangkan guna memenuhi keperluan air untuk tanaman palawija, Didi pun menggali sumur sedalam 5 meter secara manual. Namun untuk mengairi tanaman padi tidak akan cukup karena debit air sumur yang tidak terlalu banyak.
“Minggu kemarin bikin sumur untuk kebutuhan air tanaman palawija. Alhamdulillah airnya cukup, walaupun ditarik manual pakai ember,” jelasnya.
Menurut Didi, pasokan air ke daerahnya kini terus berkurang akibat terganggunya saluran oleh pembangunan dan tidak adanya pemeliharaan. Alhasil, tidak ada hujan sebentar saja pasokan air pun hilang.
Hal yang sama juga dialami Daryono, petani Handapherang Cijeungjing. Ia telah menyemai benih padi untuk 400 bata lahan sawahnya. Pada saat itu, kondisi sawah masih ada air. Namun ketika benih sudah tumbuh subur, pasokan air tidak ada. Padahal lahannya pun sudah dibajak.
“Waktu itu persiapan sudah dilakukan, menyemai benih padi dan menggarap lahan. Tapi sekarang pasokan air berkurang, lahan mengering,” katanya. (Ayu/CN/Djavatoday)