Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Sumur Panyipuhan Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, memiliki cerita urban yang menarik untuk membahasnya. Konon sumur itu memiliki magis yang memberikan kekuatan ayam Ciung Wanara agar menang melawan ayam Raja Prabu Barma Wijaya.
Semua orang tentunya sudah mengetahui cerita legenda tentang Ciung Wanara. Tentunya Ciung Wanara bukan lah dongen saja, tapi bagian dari sejarah Galuh.
Ciung Wanara merupakan putra mahkota dari Dewi Naganingrum yang saat dihanyutkan ke Sungai Citanduy. Bayi tersebut ditemukan oleh Aki Balangantrang dan merawatnya sampai dewasa di Geger Sunten. Bayi itu diberi nama Ciung Wanara atau Sang Manarah.
Ciung Wanara kemudian mengetahui bahwa ia bukan berasal dari Geger Sunten. Ia mengetahui bahwa ia dari Kerajaan Galuh. Ditemani seekor ayam jantan, ia pergi ke ibu kota Kerajaan Galuh. Kala itu Sabung Ayam merupakan salah satu hiburan yang digemari.
Raja Prabu Barma Wijaya pun menggemari hiburan sabung ayam. Ia memiliki ayam jago aduan yang kuat dan tak pernah kalah. Bahkan ia menyebut akan memberikan apapun apabila bisa mengalahkan ayam miliknya.
Ciung Wanara yang mendengarnya lalu menerima tantangan raja. Kemudian Ciung Wanara pun meminta setengah Kerajaan Galuh sebagai hadiah. Ayam jantan milik Ciung Wanara pun menang dan menjadi Raja Kerajaan Galuh yang diserahkan oleh Barma Wijaya.
Peninggalan tempat atau arena pertandingan itu kini disebut Sabung Ayam. Lokasinya berada di komplek Obyek Wisata Ciung Wanara Karangkamulyan, tidak jauh dari sumur tersebut.
Konon dibalik kemenangan itu, selain sakti, ayam jantan Ciung Wanara ternyata sempat dimandikan terlebih dahulu di Sumur Panyipuhan. Sedangkan Sumur Panyipuhan itu dibuat oleh salah satu tokoh Kerajaan Galuh yang dipercaya memiliki kesaktian.
“Yang disebut sabung ayam Ciung Wanara disini tempat dimandikannya. Jadi menurut cerita, sebelum beradu ayam Ciung Wanara dimandikan oleh Eyang Raksa Di sini,” ujar Oyon (66), kuncen Sumur Panyipuhan.
Oyon pun menjelaskan di lokasi Sumur Panyipuhan Ciamis tersebut dulunya merupakan Balai Pertemuan Raja-raja yang diberi nama Bale Raksa.
“Sumur Panyipuhan ini sering dikunjungi warga luar daerah untuk mandi, sejak dulu sampai sekarang. Tujuannya yang punya keinginan bisa terkabul. Seperti pekerjaan, naik jabatan, datang mandi di sini,” pungkasnya. (Ayu/CN/Djavatoday)