Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Makam Eyang Kliwon di Kelurahan Maleber, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, sering didatangi Peziarah dari luar daerah. Lalu siapakah Eyang Kliwon ini?
Masih banyak yang belum mengetahui di perkotaan Ciamis ada sebuah situs yang sering dikunjungi oleh warga dari luar daerah. Eyang Kliwon merupakan salah satu pasukan penjaga perkotaan Galuh pada tahun 1800 an pada masa Bupati Wiradikusuma dan RA Adikusumah.
Eyang Kliwon bertanggungjawab untuk menjaga pintu masuk perkotaan Ciamis bagian sebelah Utara. Tujuannya untuk kelancaran aktivitas masyarakat dan mengantisipasi adanya gangguan dari pihak yang ingin menyerang Galuh.
Pegiat Sejarah Galuh Ilham Purwa yang juga warga Maleber mengatakan Eyang Kliwon adalah seorang pasukan penjaga Galuh. Eyang Kliwon ditugaskan di bagian Utara perkotaan Galuh yang kini Ciamis di sebelah Utara dekat dengan Sungai Cileueur.
“Jasa Eyang Kliwon ini telah membuka Kampung Maleber. Juga menjaga teritorial batas kota wilayah Utara. Menjamin kemananan mobilitas penduduk dari marabahaya,” ungkap Ilham, Minggu (30/7/2023).
Nama Eyang Kliwon memang bukan nama aslinya melainkan julukan dari masyarakat. Namun untuk nama aslinya hingga saat ini belum ada yang mengetahuinya. Meski demikian masyarakat Maleber menganggap Eyang Kliwon sebagai tokoh penting.
“Situs makamnya saat ini menyatu dengan pemakaman umum. Dulu lokasi makam ini merupakan tempatnya bertugas menjaga pintu kota. Kemudian berwasiat saat meninggal dunia ingin dimakamkan di wilayah itu,” ucapnya.
Menurut Ilham, wilayah Maleber sebagai pos pengamanan dipertahankan hingga era Hindia Belanda. Di Maleber terdapat pos penjagaan militer atau tangsi militer yang kini bangunannya dijadikan pertokoan.
“Alasan Maleber dijadikan sebagai tempat pos pengamanan karena terdapat bukit-bukit yang cukup tinggi. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk memantau situasi kota. Kalau dulu tidak banyak rumah bertingkat seperti sekarang. Sehingga pandangan ke pusat kota terlihat jelas,” ucapnya.
Warga Luar Daerah Berziarah ke Makam Eyang Kliwon Punya Tujuan Tertentu
Ilham menyebut makam Eyang Kliwon ini sering didatangi oleh warga luar daerah, terutama dari Cirebon, Tasikmalaya dan beberapa wilayah lainnya. Sedangkan masyarakat Ciamis sendiri jarang. Mereka datang untuk berziarah dan melaksanakan tawasul.
Ilham menyebut tak sedikit peziarah ini datang dengan maksud tertentu seperti ingin lancar dalam urusan duniawi. Namun hal itu kembali kepada maksud tujuan dari orang itu sendiri.
Orang dari luar daerah itu banyak datang di bulan Maulud, Muharram atau malam Jumat Kliwon. Bahkan ada juga yang pernah, warga datang dengan membawa sesaji. Namun masyarakat sering mengingatkan agar tidak berbuat hal demikian. Masyarakat mempersilahkan datang ke makam Eyang Kliwon dengan tujuan berziarah.
“Memang secara budaya, banyak yang datang dari luar Ciamis. Mereka ziarah. Ada juga orang yang ingin mendapatkan berkah. Nah yang kita hindari itu adanya penyimpangan. Secara nilai historisnya, ini juga sebagai salah satu peninggalan sejarah. Sudah terdata di pemerintah,” pungkasnya. (Ayu/CN/Djavatoday)
