Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Perkembangan zaman berlangsung cukup cepat. Era digitalisasi yang kini menguasai aspek kehidupan membuat penjual VCD bajakan kini merana. Masyarakat kini lebih memilih mengakses konten lewat digital ketimbang melalui VCD player.
Kawasan Terminal Ciamis dulu sekitar tahun 2002 hingga 2013 dulu dikenal sebagai sentra penjual VCD bajakan. Namun kini penjual yang tersisa hanya dua orang dari sebelumnya yang berjumlah puluhan.
Satu per satu penjual VCD bajakan itu gulung tikar dan beralih profesi karena tergerus Digitalisasi. Pembeli mulai sepi ketika awal munculnya ponsel android atau smartphone. Lapak lainnya ada yang tutup ada yang berganti berjualan mainan anak dan kopi.
Iik Abdul Holik (42), mengaku sudah berjualan VCD bajakan sejak tahun 2002. Di masa kejayaannya, Iik mampu menjual ratusan keping VCD dengan omzet Rp 5 juta sampai Rp 10 juta sehari. Tapi sekarang, Iik hanya mampu menjual 10 keping VCD, itu pun sulit dalam sehari.
“Kalau dulu omzet bisa sampai Rp 10 juta sehari. Sekarang untuk Rp 100 ribu sehari juga susah,” ungkap Iik, Jumat (14/7/2023).
Menurut Iik, kondisi mulai sepinya pembeli VCD bajakan ini mulai terjadi sekitar tahun akhir 2013, awal 2014. Ketika itu, ponsel android muncul sebagai tanda kemajuan era digitalisasi. Musik, film anak, film dewasa, semuanya dapat diakses hanya dengan ponsel smartphone.
Dikatakan Iik, dulu penjual VCD di komplek Terminal Ciamis ada beberapa titik di Pasar Manis ada 30 orang.
“Mulai sepi tahun 2013-2014 ketika ada android. Saya ingat betul waktu itu awal era pak Jokowi, ekonomi mulai sulit,” ungkapnya.
Alasan Penjual VCD Bajakan Tetap Bertahan
Alasan Iik masih bertahan berjualan VCD karena sulitnya usaha atau mencari pekerjaan. Selain berjualan VCD, Iik juga sambil menjual mainan anak, masker dan aksesoris.
“Ya masih bertahan sampai ada bisnis yang bagus. Sambil bertani juga. Memang dari jualan kaset dulu hasilnya sangat bisa saya rasakan, saya bisa bangun rumah. Tapi sekarang kondisinya berbeda, harus cari bisnis lain,” kata warga Kelurahan Linggasari, Kecamatan Ciamis ini.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Jaenal Mutaqin (52), ia sudah belasan tahun menjalani bisnis jualan VCD bajakan. Jaenal mengaku masih berjualan VCD bajakan hanya untuk menghabiskan sisa persediaan barang yang ada saja.
“Nyeepkeun anu aya (menghabiskan barang yang ada), sebetulnya saya sekarang sambil jualan kopi. Kalau VCD sehari itu paling laku 3 sampai 5 keping,” pungkasnya. (Ayu/CN/Djavatoday)