Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Judi online dan pinjaman online yang kini marak harus menjadi perhatian bersama dalam menanggulanginya. Untuk itu sejumlah komponen masyarakat dan unsur pemerintahan di Kabupaten Ciamis sepakat untuk membentuk Forum Penanggulangan Judi Online dan Keuangan Ilegal.
Forum tersebut diinisiasi oleh Forum Ketahanan Bangsa (FKB) dan AMPI Ciamis dalam kegiatan FGD di sebuah rumah makan di Kecamatan Cijeungjing.
“Alhamdulillah telah menyelesaikan satu forum yang menggagas tentang penanggulangan judi online pinjaman online dan bank keliling pemburu rente,” ujar Koordinator forum yang juga Ketua DPD AMPI (Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia) Ciamis Mohamad Ijudin.
Ijudin mengatakan, masalah judi online ini terjadi secara masif dan dimana-mana, termasuk di Ciamis. Forum ini dibentuk atas aspek keterpangilan, kemudian berinisiatif untuk penanggulangan di lokal yakni Ciamis.
“Alhamdullah hadir dari MUI, ICNI, Kemenag, Pemkab Ciamis, Polres, Kodim Ciamis, NU, Muhammadiyah, Persis, Masyarakat Ekonomi Syariah, organsiasi pemuda, karang taruna, KNPI dan juga organsiasi wanita,” ungkapnya.
Dari forum ini disepakati, pinjaman online, judi online dan bank keliling pemburu rente ilegal harus segera ditanggulangi di Ciamis.
“Kami bersepakat membentuk satu forum penanggulangan judi online dan keuangan ilegal di Ciamis,” kata Ijudin.
Pembentukan forum bertujuan untuk membantu pemerintah dalam penanggulangan judi online dan lainnya. Pihaknya juga berharap dan mendorong pemerintah daerah untuk dapat membentuk payung hukum.
“Artinya kami memohon apakah itu bentuknya Satgas melalui payung hukum atau SK bupati. Nanti rumusannya dimatangkan setelah itu menghadap ke pemerintah daerah menindaklanjutinya,” jelasnya.
Meski belum ada payung hukum, forum akan tetap berjalan berikhtiar dengan melibatkan berbagai lembaga sesuai kapasitasnya. Seperti melakukan edukasi, sosialisasi, pengajian atau forum formal lainnya berdasarkan kapasitasnya masing-masing.
Terkait dengan data pelaku judi online atau pinjaman online, Ijudin menyebut di Ciamis cukup banyak. Namun secara kuantitatif datanya belum ada karena para korban lebih banyak menghindar.
Ke depan, forum yang sudah dibentuk ini juga akan dibentuk di tingkat kecamatan dan desa. (Ayu/CN/Djavatoday)