Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Cerita inspiratif datang dari Daryaman (40), seorang pedagang gorengan di Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, yang menempuh pendidikan tinggi hingga meraih gelar doktor.
Daryaman sudah berjualan gorengan 12 tahun lalu. Ia berjualan setiap malam dari jam 20.00 WIB hingga dini hari. Gorengan buatan Daryaman pun cukup laris dan terkenal. Seperti gehu, bala-bala, dan cipe/mendoan.
Ia berjualan di warung kecil di dekat MTs Miftahussalam, Desa Handapherang, Kecamatan Cijeungjing Ciamis. Warungnya pun selalu ramai jadi andalan ketika lapar di malam hari.
Daryaman nampak tak jauh beda dengan pedagang lain, tapi ternyata punya gelar pendidikan tinggi. Daryaman mendapat gelar Doktor atau S3 Ilmu Pendidikan Islam dari Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati, Bandung.
Ditemui di warungnya, Daryaman bercerita, proses menempuh gelar doktor itu tidak mudah. Penuh perjuangan dengan biaya yang juga tidak sedikit. Demi meraih cita-citanya, Daryaman menabung Rp 30 ribu setiap malam hasil dari jualan gorengan.
Daryaman mengaku tidak mengandalkan beasiswa untuk menempuhnya. Ia sejak kecil dilatih untuk mandiri, semua proses pendidikan tingginya pun ditempuh secara mandiri.
“Perjuangannya panjang, saya meski pedagang gorengan ingin meraih cita-cita meraih doktor. Memang keadaan saya seperti ini bukan PNS, awalnya mana mungkin gitu kan. Sejak 2017 saya mulai menabung Rp 30 ribu dari hasil gorengan setiap malam untuk biaya kuliah,” ujar Daryaman.
Pada tahun 2020, Daryaman pun memutuskan mendaftar masuk program S3 di UIN Bandung. Diketahui Daryaman sebelumnya telah menempuh S1 dan S2 di IAID Darussalam, Ciamis.
“Alhamdulillah atas izin Alloh SWT kemarin sidang terbuka 6 Februari 2024. Perjuangan itu bisa dilalui sekarang sudah diraih, semoga dengan gelar ini lebih amanah. Apa pun profesi kita, buanglah rasa gengsi. Saya mandiri tidak melalui beasiswa. Sejak di Darussalam saya dilatih untuk mandiri,” ungkapnya.
Pedagang Gorengan Ini Ternyata Dosen
Daryaman juga diketahui adalah dosen Ilmu Kewirausahaan di IAID Darussalam Ciamis. Meski demikian, Daryaman tidak pernah gengsi berjualan gorengan malam hari untuk menambah penghasilan.
“Siang ngajar jadi dosen, malam jualan gorengan. Mata kuliah yang saya ajar seputar ilmu kewirausahaan,” jelasnya.
Daryaman mengaku meski sudah mendapat gelar Doktor, namun ia akan tetap jualan gorengan. Tapi kini Daryaman berjualan dari pukul 19.00 WIB sampai tengah malam dari biasanya yang sampai dini hari. Dalam semalam, Daryaman bisa menghabiskan 8-12 kilogram terigu.
Gorengan yang dijualnya pun murah hanya Rp 500, jadi tak heran warung gorengannya cukup ramai. Daryaman pun bisa meruap omzet hingga Rp 5 juta sampai Rp 10 juta per bulan. (Ayu/CN/Djavatoday)