Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Kelompok Galuh Peduli Rasa atau Gapura sukses berdayakan para ibu rumah tangga (IRT) di Ciamis mengolah limbah koran bekas jadi kerajinan bernilai ekonomis tinggi.
Bahkan produk kerajinan ini omsetnya pun bisa mencapai jutaan rupiah dan telah dipasarkan ke luar pulau Jawa dan Bali. Kelompok ini berada di Dusun Cidewa, Desa Dewasari, Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Para IRT kini bisa menambah penghasilan bagi keluarganya.
Haqibul Mujib, Ketua Kelompok Gapura Ciamis, adalah seorang pemuda dibalik kesuksesan kelompok ini. Mujib mulai merintis pengolahan limbah koran bekas menjadi sebuah kerajinan bernilai ekonomis tinggi sejak 2016 lalu.
Mujib pun memberikan para pembinaan kepada IRT para tetangganya. Harapannya, mereka memiliki kegiatan setelah menjalankan kewajibannya di rumah. Sekaligus dapat menghasilkan tambahan penghasilan.
“Setelah mereka mahir dalam memproduksi kerajinan dari koran bekas, pada 2019 mulai diberdayakan. Mulai dari membuat hiasan meja, vas bunga, keranjang, miniatur dan lainnya. Kemudian kami bentuk Kelompok Gapura Ciamis,” ujar Mujib, Senin (15/2/2021).
Saat ini ada sekitar 20 IRT yang terlibat dalam produksi kerajinan dari koran bekas. Namun yang sering aktif hanya belasan orang saja yang rutin memproduksi kerajinan sesuai pesanan konsumen.
“Ibu Rumah Tangga disini setiap hari bisa mendapatkan penghasilan Rp 25 ribu hingga Rp 60 ribu tergantung hasil produksi dan pesanan,” katanya.
Mujib pun menjamin kegiatan pengolahan koran bekas ini tidak mengganggu aktivita utama IRT di rumah tangga. Sebab, bahan baku produksi bisa diambil ke rumah masing-masing dan akan dibawa setelah produk selesai dibuat.
“Promosi dan pemasaran juga melalui media sosial juga marketplace. Alhamdulillah setiap hari pesanan ada jadi produksi terus berjalan,” ucap pentolan Kelompok Gapura Ciamis.
Mujib berharap Pemerintah Kabupaten Ciamis ikut mendukung dan memfasilitasi nya agar Kelompok Gapura Ciamis bisa lebih berkembang. Terutama dalam hal promosi ke berbagai instansi pemerintahan maupun swasta. (AsepFR/Djavatoday)