Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Siapa yang tak kenal dengan Jembatan legendaris penghubung Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Adalah Jembatan Cirahong yang memiliki keindahan yang tidak membuat bosan melihatnya.
Selain sebagai jembatan penyebrangan. Tempat bersejarah ini selalu menjadi tujuan alternatif wisata yang murah.
Diketahui, sejak September 2021 ini hanya untuk pejalan kaki dan roda dua saja. PT KAI menutup akses untuk roda empat demi menjaga jembatan yang usianya lebih dari 100 tahun ini.
Jembatan Cirahong dibangun pada zaman penjajahan Belanda sekitar tahun 1893. Panjangnya sekitar 202 meter dengan ketinggian 66 meter di atas Sungai Citanduy. Data teknis jembatan ini nomor register BH 1290.
Warga biasa mengunjungi Jembatan Cirahong saat sore hari sebagai salah satu alternatif wisata murah untuk menikmati keindahan jembatan tersebut. Warga biasa ngopi atau makan sambil menunggu kereta melintas. Bahkan pada bulan Ramadhan, Jembatan Cirahong menjadi tujuan ngabuburit.
“Jembatan ini pembangunanya sejak jaman Belanda. Sampai sekarang masih kokoh, biasa suka ada perawatan dari PT KAI sehingga sampai saat ini masih terawat,” ujar Kepala Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Ahmad Kartoyo.
Karena jadi tempat wisata dadakan, saat ini berdiri sejumlah warung kopi dan makanan di sekitar area tersebut atau rest area. Ada beberapa tempat duduk dengan panorama menghadap ke Jembatan Cirahong.
“Setiap sore lumayan rame, ada yang sengaja datang atau pun warga yang beristirahat setelah bekerja dan berdagang,” jelasnya.
Pada zaman Belanda Jembatan Cirahong ini untuk kepentingan penjajahan. Untuk perekonomian, pemerintahan, jalur distribusi hasil dan penunjang kepentingan militer.
Awalnya Jembatan Cirahong tidak ada dalam rencana itu. Sehingga jalur kereta api tak akan melintasi wilayah Ciamis yang saat itu masih bernama Galuh.
Atas usulan RAA Kusumadiningrat, Pemerintah Kolonial Belanda akhirnya membangun jembatan Cirahong. (Ayu/CN/Djavatoday)