Djavatoday.com, Ciamis – Kampung Kertas yang terletak di Dusun Cidewa, Desa Dewasari, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat mulai ramai dikunjungi.
Ketertarikan pengunjung kebanyakan untuk mengetahui tentang bagaimana cara mengolah sampah kertas menjadi berbagai barang tepat guna. Selain itu juga pengunjung penasaran akan hasil kerajinan dari olahan sampah kertas kerajinan-kerajinan yang bernilai tinggi.
Galuh Peduli Rasa (Gapura) sebagai kelompok penggerak atau kelompok yang mencipta destinasi buatan Kampung Kertas merintis kegiatannya sejak tahun 2016. Hampir genap usia ke enam tahunnya Kampung Kertas telah bertransformasi menjadi salah satu destinasi tematik.
Destinasi tematik Kampung Kertas penuh dengan nilai edukasi olahan sampah dan kreativitas mulai banyak kunjungan warga. Tidak hanya Ciamis, dari luar kota pun seperti Sumedang, Bandung, Tasik, Jakarta.
Pengunjung Tertarik dengan Olahan Sampah Jadi Kerajinan
Para pengunjung pun terpukau dengan teknik pengolahan sampah kertas yang hasil kreasi para pengrajin dan penggiat di sana. Para penggiat atau pengrajin yang umumnya kalangan pemuda dan ibu-ibu di lingkungan tersebut sudah benar-benar terlatih.
Tidak hanya produk olahan kertas, kini teknik dan cara mengolah sampah kertas tengah menjadi daya tarik tersendiri. Sehingga banyak orang yang berminat berkunjung.
Ketua kelompok penggerak Gapura, Erna Ratna berharap kunjungan ke Kampung Kertas bisa terus meningkat. Karena selain untuk menggelorakan semangat cinta lingkungan dan pengabdian masyarakat juga mampu berdampak ekonomi kepada warga sekitar.
“Dengan meningkatnya kunjungan ke Kampung Kertas tentunya menjadi berkah tersendiri. Karena mereka yang berkunjung belanja produk kerajinan hasil kreativitas para penggiat untuk oleh-oleh pulang,” paparnya kepada Djavatoday.com saat bertemu di Galeri Kerjinan Kampung Kertas di Desa Dewasari, Ciamis.
Ia menambahkan, dengan semakin banyaknya orang yang berkunjung ke Kampung Kertas, Erna dan para penggiat mulai berbenah lingkungan.
“Kami sedikit demi sedikit membuat sarana edukasi tambahan seperti taman sayur percontohan. Ditambah dengan edukasi inovasi alat pertanian hasil kreasi pemuda sekitar,” ungkapnya.
“Juga secara perlahan Erna dengan penggiat lain membuat spot swafoto sederhana yang sudah terancang bersama para ibu-ibu lingkungan,” tambah Erna. *ArifinAT