Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Masyarakat Desa Nagarapageuh, Kecamatan Panawangan, Kabupaten Ciamis, melaksanakan doa bersama dan ziarah ke situs keramat makam Dalem Agung Nagarapageuh, Sabtu (13/1/2024). Kegiatan tersebut digelar dalam rangka menyambut bulan Rajab 1445 Hijriah dan menjelang Pemilu 2024.
Tempat keramat Dalem Agung Nagarapageuh atau Eyang Undakan Kalangan Sari ini berada di adusun Dayeuh Datar. Selain masyarakat, hadir juga tokoh budayawan Priangan Timur yang tergabung dalam Relawan Kopi Pagi.
Muhali atau Abah Ali, Aktivis Budaya Jabar menuturkan selain dalam rangka menyambut bulan Rajab, doa bersama juga dalam rangka menghadapi Pemilu 2024. Berdoa supaya proses Pemilu ini dapat berjalan aman dan lancar.
“Kepedulian kami sebagai relawan Kopi Pagi pada negara ini cukup besar. Kami melakukan ziarah serta doa bersama ini berharap ketika pelaksanaan pemilu nanti dapat berjalan dengan aman dan sukses,” ungkapnya.
Nagarapageuh ini memiliki lapisan sejarah yang sangat luar biasa. Ternyata Nagarapageuh ini sudah berdiri sebelum Negara Indonesia ini ada. Jadi pada tahun sekitar 1400 sampai ke abad 1600, Nagarapageuh ini dulunya merupakan pusat pemerintahan sebelum Indonesia ini ada.
Sedangkan Eyang Dalem Agung Nagarapageuh merupakan tokohbsakri yang memiliki gelar resi. Para calon raja sebelum naik tahta akan mendapat pembinaan di tempat tersebut.
Kisah Situs Keramat Dalem Agung Nagarapageuh
Ketua paguyuban adat Desa Nagarapageuh Eman Sulaeman, mengatakan konon Eyang Dalem Nagarapageuh atau Raden Undakan Kalangansari ini, semasa hidupnya merupakan seorang kesatria pilih tanding yang kesaktianya sangat mumpuni.
“Konon menurut cerita rakyat yang berkembang di sini kesaktian Eyang Raden Undakan Kalangansari yang sangat termasyhur dimasa itu. Kemashurannya sampai saat masih dipercayai sejumlah peziarah untuk datang kesini,” katanya.
Eman menuturkan, berbagai ilmu kesaktian yang dimiliki Eyang Raden Kalangansari waktu itu konon tidak ada seorangpun kestria lainya yang bisa menandinginya.
“Namun suatu ketika datanglah Eyang Haji Kutajayana penyebar Agama Islam pertama di Desa Nagarapageuh. Datang ke daerah di mana Eyang Raden Undakan Kalangansari berada,” ucapnya.
Eman mengatakan, singkat cerita saat Eyang Haji Kutajayana yang datang dari tanah Arab tersebut bertemu dengan Eyang Raden Undakan Kalangansar. Terjadilah dialog diantara keduanya.
“Saat berdialog dalam pertemuan itu Eyang Haji Kutajayana mengeluarkan seorang putri cantik dari dalam beduk yang di bawanya,” ucapnya.
Eman melanjutkan, saat melihat keelokan putri yang dibawa Eyang Haji Kutajayana tersebut Eyang Raden Undakan Kalangansari sangat berkeinginan untuk mempersuntingnya.
“Oleh Eyang Haji Kertajayana keinginan Eyang Raden Undakan Kalangansari untuk mempersunting putri cantik yang dibawanya itu dikabulkan. Namun dengan syarat harus masuk Agama Islam dengan mengucap kalimah Syahadat,” kata dia.
Eman menerangkan, setelah mempersunting putri cantik tersebut Eyang Raden Undakan Kalangansari memeluk Agama Islam dan menjadi Raja yang adil bijaksana sehingga sangat dicintai rakyatnya.
“Peziarah yang datang kesini biasanya saat malam Jumat kliwon cukup banyak namun seiring saat ini ada wabah Covid-19 para peziarah sedikit berkurang,” pungkasnya. (Andra/CN/Djavatoday)