Kawasan hutan pinus Jahim merupakan salah satu destinasi wisata alam yang layak dikunjungi. Kawasan ini berada di daerah perbatasan antara Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Majalengka, tepatnya di Jalan Raya Sukamantri, Ciamis Jawa Barat. Untuk menuju ke lokasi ini dibutuhkan waktu kurang dari 2 jam jika kamu berangkat dari pusat kota Ciamis.
Kawasan hutan pinus Jahim merupakan area yang dikelola oleh Perhutani. Untuk masuk ke kawasan ini pengunjung hanya dikenakan biaya Rp. 5.000. Kawasan hutan Jahim merupakan kawasan hutan produksi. Disini kamu akan menjumpai pohon pinus berukuran tinggi. Tempat ini juga sangat cocok dijadikan sebagai tempat relaksasi karena udaranya yang sejuk dan terasa dingin meski pada siang hari.
Di kawasan ini juga terdapat beberapa spot foto yang sangat menarik. Kawasan ini juga sering dijadikan tempat praweding oleh masyarakat sekitar maupun dari luar daerah karena hasil fotonya yang sangat bagus. Selain itu jalan yang melalui kawasan ini tidak terlalu padat kendaraan sehingga kamu bisa mengambil foto dengan latar belakang jejeran pohon pinus yang berusia puluhan tahun.
Baca juga : 4 Lokasi ‘Negeri Atas Awan’ di Kabupaten Ciamis
Situs Batu Panjang Hutan Pinus Jahim
Di kawasan hutan pinus Jahim juga terdapat Situs Batu Panjang Jahim. Situs budaya ini terletak di wilayah Dusun Cimara Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis. Sebagian besar masyarakat di wilayah Jahim tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sukamantri dengan mata pencaharian sebagai penyadap pinus dan sebagian lagi melakukan kegiatan Pengelolaan Lahan di bawah Tegakan (PLDT) dengan jenis tanaman kopi.
Keberadaan Situs Batu Panjang sudah dikenal sejak lama dikalangan masyarakat sekitarnya. Luasnya sekitar 1000 meter persegi. Bagi sebagian masyarakat, pegunungan ini juga disebut Gunung Bitung karena terkait dengan keberadaan Situs Gunung Bitung yang berjarak beberapa kilometer ke arah timur. Gunung Bitung sudah dikenal sebagai situs sejarah peninggalan masa klasik terkait dengan Kerajaan Sunda Galuh Kawali.
Menurut keterangan Ki Idi Shahidin, juru kunci yang sudah bertugas selama 20 tahun, wilayah sakralnya berada di sebelah selatan ditandai dengan kelompok batu yang berciri khusus. Ciri khusus ini berupa batu yang berdiri tegak setinggi kurang lebih 1,7 meter. Batu ini dikelilingi batu-batu panjang lainnya dengan posisi rebah maupun berdiri dengan posisi lebih rendah. (Willy/Djavatoday)