Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Kawasan di Kecamatan Tambaksari, Kabupaten Ciamis, banyak didatangi oleh para peneliti. Di wilayah Tambaksari, banyak ditemukan berbagai fosil fauna laut hingga fosil tumbuhan purba.
Hal ini diduga menjadi bukti bahwa dulunya wilayah tersebut laut yang kini menjadi daratan. Ada pun fosil yang ditemukan seperti Moluska laut, sosok ikan, fosil kerang hingga kura-kura purba.
Menurut informasi dari Juru Pelihara Museum Fosil Tambaksari Gilang Nugraha, penemuan fosil diawali pada tahun 1920. Menurut informasi yang ada di museum, diawali pada masa kolonial Belanda, Van Houten J seorang ahli geologi yang bekerja di Dinas Dienst Van den Mijnbouw Bandung melakukan survei dan penelitian di lembah Cijolang.
Di lokasi itu, Van Houten menemukan fosil veetebrata pada tebing Sungai Cijolang. Temuan itu pun ditindaklanjuti oleh Dinas Dienst van den Mijnbouw dengan menugaskan van Es (1931) dan von Koenigswald (1934) untuk melakukan penelitian lanjutan di daerah.
Pada tahun 1934, von Koenigswald pun mendeskripsikan fosil-fosil yang ditemukan. Beberapa jenis binatang pernah hidup di wilayah Cijolang.
Antara lain mamalia yang sudah punah Merycopotamus nanus Lydekker, kudanil bergigi seri enam Hexaprotodon, gajah purba Stegodon sp., Cervus atau rusa-rusaan, Bovidae atau sapi-sapian, hingga fauna semiakuatik seperti buaya dan kura-kura. Kumpulan fosil fauna ini kemudian dipublikasikan oleh von Koenigswald sebagai Fauna Cijolang.
Kemudian pada tahun 1980, Darwa Hardiya Ruhyana, Guru Biologi SMPN Tambaksari memberikan arahan dan bimbingan terhadap anak didiknya untuk mengumpulkan fosil. Tugas itu diberikan baik dalam sekolah atau kegiatan ekstrakulikuler.
Fosil-fosil itu ditemukan di sejumlah titik yakni, Urugkasang, Cisanca, Cicalincing, Cibabut, Cihonje, Ciloa, Cibatu, dan Cipasang. Fosil pun banyak ditemukan dan dikumpulkan. Saat ini fosil tersebut pun disimpan dan ditawar di SMPN 1 Tambaksari untuk edukasi bagi para siswa.
Pada tahun 2004, Pemerintah Provinsi Jawa Barat membangun rumah fosil. Tujuannya untuk menyimpan fosil yang ditemukan di daerah Tambaksari Ciamis dan sekitarnya.
Fosil Tambaksari Mendapat Perhatian Peneliti
Keberadaan fosil di Tambaksari ini mendapatkan perhatian dari para peneliti. Pada awal tahun 80-an banyak ahli dari berbagai institusi melakukan penelitian. Tidak hanya dalam negeri tapi juga luar negeri. Ada pun ahli yang telah melakukan penelitian di Tambaksari, antara lain, ahli dari universitas di Amerika, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Museum Geologi, Balai Arkeologi, Pusat Arkeologi Nasional, ITB, UNPAD, BPSMP Sangiran, dan lain-lain.
Pada tahun 2024, Museum Geologi melakukan kegiatan di Tambaksari, Ciamis. Tujuannya bagian dari upaya pelestarian koleksi kegeologian. Kegiatan tersebut dilakukan secara terpadu. Mulai dari penyelidikan lapangan, preparasi dan konservasi koleksi kegeologian, penataan ulang ruang pamer di Rumah Fosil menjadi layaknya sebuah museum. Termasuk juga penyebarluasan informasi melalui program edukasi kepada masyarakat.
“Tujuannya untuk menyampaikan nilai penting kawasan Lembah Cijolang dan temuan fosilnya. Sekaligus meningkatkan kesadaran akan warisan geologi dan pentingnya pelestarian lingkungan,” ujar Gilang. (Ayu/CN/Djavatoday)