Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Situs Ciung Wanara Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Ciamis dipercaya sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Galuh. Di Situs Ciung Wanara ini ada sejumlah cerita mitos yang cukup kental.
Juru Pelihara Situs Ciung Wanara Agus Abdul Haris mengatakan sedikitnya ada 3 cerita mitos yang dipercaya masyarakat.
Berikut 3 tempat di Situs Ciung Wanara yang punya cerita mitos
Sabung Ayam
Sabung Ayam merupakan tempat yang digunakan untuk sayembara. Pada masa Kerajaan Galuh, konon setiap memilih pemimpin selalu diadakan sabung ayam. Pemilik ayam yang jadi juara akan dijadikan seorang pemimpin.
“Sang Manarah atau Ciung Wanara juga menduduki tahta kerajaan dengan cara sayembara. Makanya di lokasi sabung ayam tidak terdapat bebatuan, cuma berbentuk lapang atau arena,” ujar Agus.
Sabung Ayam merupakan tanah lapang dan padat, pada bagian tengahnya terdapat pohon bungur yang konon sudah berumur ratusan tahun. Di Sabung Ayam itu terdapat sebuah ritual. Apabila seseorang berjalan memejamkan mata, lalu berjalan lurus sampai pohon dan berhasil menyentuh pusar atau lubang di pohon maka konon cita-cita atau keinginan akan tercapai.
“Apabila punya keinginan atau hajat terkabul, caranya berdoa kepada sayang pencipta supaya diberikan petunjuk. Setalah itu baru memejamkan mata, berjalan lurus apabila bisa menyentuh pusar di pohon dengan keyakinan insyalloh hajatnya bisa terkabul,” ungkapnya.
Agus menegaskan ritual itu dilakukan dulu, namun umat Islam kini sebaiknya melaksanakan salat istikharah, meminta petunjuk langsung dari Alloh SWT. Meski demikian, sampai sekarang pengunjung masih ada meyakini ritual di Sabung Ayam tersebut.
Cikahuripan
Cikahuripan merupakan sebuah lokasi sumber mata air yang sangat jernih di Situs Ciung Wanara Karangkamulyan. Konon pada masa Kerajaan Galuh, Cikahuripin dipakai tempat mandinya permaisuri raja.
Cikahuripan merupakan salah satu lokasi yang jadi tujuan para pengunjung. Mereka biasa mandi atau sekadar berwudhu dan membawa air dari mata air tersebut. Konon mata air itu dapat menyembuhkan penyakit.
Agus menerangkan di lokasi tersebut terdapat tiga sumber mata air, yakni Citeguh, Cirahayu dan Cikahuripan. Selain bisa untuk mandi, air dari Cikahuripan juga bisa diminum langsung yang tujuannya bisa dijadikan obat.
“Bisa dijadikan obat karena Cikahuripan datang dari air sumber akar-akaran. Jadi bagus untuk pengobatan. Untuk Citeguh dalam arti keteguhan atau keyakinan, kita harus percaya dan yakin bahwa tuhan telah memberikan air untuk kebutuhan,” ungkapnya.
Pamangkonan
Pamangkonan merupakan tempat di mana dulu pada masa kerajaan dijadikan pengetesan prajurit. Apabila yang ingin jadi prajurit atau penggawa kerajaan harus bisa mengangkat sebuah batu yang berukuran besar bola.
Lokasi ini pun menjadi salah satu daya tarik untuk dikunjungi. Para pengunjung pun kerap mencoba kekuatan dengan mengangkat batu tersebut.
“Apabila bisa mengangkat batu yang ada di lokasi Pamangkonan maka dia lulus diterima menjadi prajurit atau penggawa kerajaan,” jelas Agus.
Menurut Agus, pada masa itu tidak semua orang bisa mengangkat batu tersebut. Hanya orang yang memiliki kesaktian dan kekuatan khusus yang dapat mengangkat batu tersebut.
“Makanya disebut Pamangkonan dalam arti mangkon (bahasa Sunda), atau mengangkat,” pungkasnya. (Ayu/CN/Djavatoday)