Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, memiliki kampung unik yang mana penduduknya menjunjung tinggi toleransi. Adalah Kampung Pancasila yang terletak di Kampung Lebak, Kelurahan Ciamis, Kecamatan Ciamis.
Uniknya, kampung ini memiliki 4 tempat ibadah masing-masing agama yang berdekatan dalam satu komplek. Lokasi kampung ini tak jauh dari pusat kota yakni hanya 100 meter jarak ke Alun-alun Ciamis.
4 tempat ibadah itu adalah gereja katolik, masjid, kelenteng dan lintang Khonghucu. Kondisi ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
Walaupun berbeda-beda agama, namun warga Kampung Lebak tetap menjunjung tinggi toleransi. Mereka saling membantu dan bergotong royong satu sama lain, terutama ketika ada hari besar keagamaan.
“Awalnya kita merencanakan akan menjadikan lokasi itu sebuah wisata. Maka kita mencetuskan Kampung Pancasila,” ujar Lurah Ciamis Wahyu GS, Senin (14/2/2022).
Wahyu mengatakan keunggulan dari Kampung Pancasila Ciamis ini dari sisi kerukunan umat beragama. Warga menjaga kerukunan itu sudah sejak lama dan bertahan hingga saat ini.
“Jadi satu sama lain saling membantu. Contohnya saat kegiatan Jumat berkah, semua warga baik dari kelenteng maupun gereja juga ikut membantu,” jelasnya.
Wahyu berharap Kampung Pancasila ini bisa menarik minat warga luar daerah untuk datang ke Tatar Galuh.
“Target dalam perencanaan ke depan, akan kami jadikan Kampung Pancasila dengan wisata kuliner. Hal positifnya bisa melihat tempat ibadah yang beragam yang kaya toleransi,” ucapnya.
Romo Albertus Gatot Hendarso, Gereja Katolik Santo Yohanes Pembaptis, mengatakan Kampung Pancasila Ciamis ini punya ciri khas tersendiri.
“Kita kemarin melakukan gerakan untuk memulai membangun kesadaran antar umat beragama. Sekaligus menumbuhkan semangat Pancasila. Kita bergotong royong membersihkan semua tempat ibadah,” ucapnya.
Kampung ini dapat membuktikan bahwa Ciamis ini bukan orang radikal. Tapi dapat menciptakan kerukunan antar umat beragama. Hal ini bisa jadi daya tarik tersendiri agar orang datang ke Ciamis. (Ayu/CN/Djavatoday)