Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Kekeringan dampak musim kemarau saat ini mulai dirasakan. Berdasarkan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, jumlah luas lahan sawah kekeringan yang terancam gagal panen sebanyak 207 hektare yang tersebar di 5 kecamatan dari total luas lahan 2.184 hektare.
Rinciannya, Kecamatan Banjaranyar 12 hektare, Kecamatan Tambaksari 110 hektare, Kecamatan Rancah 65 hektare, Kecamatan Ciamis 10 hektare dan Kecamatan Kawali 10 hektare.
Sekdis Pertanian dan Ketahanan Pangan Ciamis Armina mengatakan berbagai upaya dilakukan untuk menangani kekeringan. Baik dilakukan oleh petani atau pemerintah, seperti pompanisasi di sejumlah wilayah yang masih memiliki potensi air sungai atau sumur bor.
“Meminta petani untuk mengabdi komunitas tanaman dengan palawija. Supaya produktif pangan tidak terganggu meski kekeringan,” jelasnya.
Sejumlah petani di Ciamis kini dihadapkan dengan kegalauan, karena padi yang mereka tanam kini mengalami kekeringan hingga terancam gagal panen. Penyebabnya karena berkurangnya pasokan air di saluran irigasi.
Seperti yang dialami Didi, Kardi (54), lahan sawah seluas 300 bata yang digarapnya mengalami kekeringan akibat tidak mendapat pasokan air. Dari 300 bata itu, sebagian lahan yang sawah yang telah ditanami padi yang berusia 2 bulan kini dibiarkan. Sebagian lahan lagi ditanami oleh tanaman palawija, seperti kacang panjang, mentimun, sayuran dan cabai.
“Sudah tidak ada air yang mengalir dari saluran irigasi. Kalau seminggu ini tidak ada hujan, kemungkinan gagal panen,” ujar Didi Kardi saat ditemui di lahan sawahnya.
Sedangkan guna memenuhi keperluan air untuk tanaman palawija, Didi pun menggali sumur sedalam 5 meter secara manual. Namun untuk mengairi tanaman padi tidak akan cukup karena debit air sumur yang tidak terlalu banyak.
“Minggu kemarin bikin sumur untuk kebutuhan air tanaman palawija. Alhamdulillah airnya cukup, walaupun ditarik manual pakai ember,” jelasnya. (Ayu/CN/Djavatoday)