Hello good people. Museum Sonobudoyo kembali lagi menyelenggarakan pameran temporer. Berjudul Pameran Harmoni Cina-Jawa dalam Seni Pertunjukan.
Pameran ini dilaksanakan dari tanggal 26 Februari 2021 – 27 Maret 2021. Dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek maka dilaksanakanlah pameran ini. Bertujuan agar masyarakat lebih mengetahui tentang budaya Cina-Jawa lebih dalam lagi.
Bertempat di gedung Museum Sonobudoyo tepatnya dekat dengan Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Atau berjarak sekitar 50 meter dari titik nol Yogyakarta.
Dalam keadaan pandemi pengunjung harus tetap mematuhi protokol kesehatan. Diantaranya mencuci tangan memakai masker. Sebelum masuk para pengunjung diwajibkan untuk mengukur suhu tubuh. Serta mengisi daftar hadir dengan scan barcode.
Datang kesini tidak perlu mengeluarkan uang. Karena acara ini diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Museum Sonobudoyo. Sehingga tidak dipungut tiket masuk.
Pameran Harmoni Cina-Jawa
Dalam pameran Harmoni Cina-Jawa ditunjukkan banyak budaya yang belum masyarakat ketahui. Ada enam seni pertunjukan yang dipamerkan disini. Diantaranya adalah Srimpi Muncar, Beksan Golek Menak, Ketoprak, Barongsai, Potehi dan Wacinwa.
Srimpi Muncar dan Beksan Golek
Srimpi Muncar dan Beksan Golek Menak merupakan tari klasik keraton ngayogyakarta hadiningrat. Tari Srimpi Muncar sendiri dibuat pada tahun 1857 atas perintah dari Sri Sultan Hameng Kubuwana VI. Untuk ditampilkan pada Upacara Kerajaan, Kenaikan Tahta atau resepsi pernikahan. Untuk menambah pengetahuan dipamerkan juga baju serta riasan yang dipakai untuk tarian.
Ketoprak
Selain tarian, pada pameran Harmoni Cina-Jawa ini ada juga yang disebut Ketoprak. Ketoprak merupakan sejenis seni pentas di atas panggung. Ketoprak yang terkenal salah satunya adalah cerita Sie Jin Kwie.
Disini dipamerkan kaset dan komik berisi cerita Sie Jin Kwie. Serta ada audio ketoprak Sie Jin Kwie yang dapat didengarkan lewat headset. Tidak hanya itu, adapula pakaian yang dimainkan ketika pentas.
Wacinwa
Wacinwa atau Wayang Cina-Jawa turut dipamerkan dalam pameran ini. Dipopulerkan oleh Gan Thwan Sing pada tahun 1925-1960 M. Wanciwa itu sendiri terdiri dari beberapa tokoh. Seperti raja/kaisar, dewa-dewi, panglima, jenderal, prajurit, dayang, rakyat serta pedagang.
Untuk kalian yang penasaran seperti apa bentuk wayang dapat berkunjung kesini. Karena di setiap sisi dinding pada ruangan ini diisi oleh wayang Sie Jin Kwie.
Baca juga : Nikmati Tempat Wisata Terhits di Jawa Dengan Nuansa Alam Yang Indah
Potehi
Potehi merupakan kesenian dari masyarakat Cina. Ada sekitar pada abad ke 16-19. Potehi terdiri dari kepala, tangan, kaki dari kayu yang diukir. Di Indonesia sering kita kenal dengan Wayang Potehi. Yaitu gabungan antara Wayang dan Potehi.
Disini berjejer banyak contoh dari Wayang Potehi. Dengan berbagai macam tokoh serta watak yang berbeda.
Barongsai
Pada pameran Harmoni Cina-Jawa yang paling sudah dikenal banyak orang adalah Barongsai. Barongsai merupakan kesenian dari Cina yang merupakan perwujudan dari Singa. Barongsai dipercaya membawa keberuntungan dan kekuatan.
Ada dua contoh barongsai yang dipamerkan disini. Serta tentu saja ini merupakan spot foto yang menarik di pameran ini. Pada akhir ruangan pameran, kita akan menemukan ruangan besar yang berisi tentang penayangan Wayang secara virtual. Serta tentu saja ada pemandu yang dapat memberikan jawaban ketika kebingungan.
Nah, sebelum pameran Harmoni Cina-Jawa dalam seni pertunjukan ini selesai. Kalian wajib nih datang kesini. Bukan hanya untuk menambah wawasan tapi juga untuk menambah spot foto Instragramable kalian. Namun tetap patuhi protokol kesehatan.
Pas/Djavatoday