Mengonsumsi snack kemasan menjadi pilihan praktis untuk camilan kapan pun dan di mana pun. Snack kemasan hadir dengan berbagai rasa yang menggugah selera, mulai dari manis, asin, pedas, dan gurih. Hal ini memudahkan semua orang untuk menemukan rasa yang sesuai dengan preferensi mereka. Namun, snack kemasan sering kali dianggap tidak sehat karena beberapa alasan utama terkait kandungan bahan dan proses pembuatannya. Banyak snack kemasan yang mengandung kalori tinggi, terutama yang berbasis karbohidrat sederhana atau lemak jenuh.
Seperti yang sama-sama kita tahu, snack kemasan ada banyak sekali macamnya. Snack kemasan bisa berupa keripik, biskuit, kacang, permen, atau makanan lainnya yang dikemas dalam bentuk praktis dan siap dikonsumsi. Snack kemasan bisa dibawa ke mana saja tanpa perlu persiapan atau peralatan tambahan. Selain itu, snack kemasan juga banyak dijual dengan harga relatif murah dan mudah ditemukan di berbagai toko atau minimarket.
Mengonsumsi Snack Kemasan Terlalu Sering Dapat Memicu Paparan Zat Kimia Berbahaya
Meski ada beberapa snack kemasan yang diformulasikan lebih sehat dan tanpa bahan pengawet, pengonsumsian yang berlebihan tetaplah tidak dianjurkan. Terlalu sering mengonsumsi snack kemasan dapat menimbulkan beberapa dampak negatif yang berisiko terhadap kesehatan.
Paparan zat kimia berbahaya
Bahaya dari makanan ringan yang dibungkus tidak hanya berasal dari isi atau kandungan makanan itu sendiri, tetapi juga bisa berasal dari kemasannya. Banyak kemasan makanan ringan yang terbuat dari zat kimia berbahaya. Sebuah studi menemukan bahwa bahan kimia berbahaya pada kemasan bisa larut pada makanan dan masuk ke dalam tubuh.
Kelebihan kalori
Mengonsumsi snack tersebut dapat menyebabkan kelebihan kalori. Makanan ringan kemasan sering kali mengandung kalori yang tinggi dalam porsi kecil, seperti keripik, biskuit, dan permen. Karena kemasan sering kali lebih kecil, orang cenderung makan lebih banyak tanpa disadari, yang akhirnya menambah asupan kalori.Â
Meningkatkan risiko diabetes
Beberapa snack kemasan acapkali mengandung gula tambahan dan peningkatan kadar glukosa darah yang mendalam. Selain itu, snack berkadar gula tinggi dapat menyebabkan resistensi insulin, sehingga gula darah dalam tubuh akan meningkat dan berisiko menyebabkan diabetes tipe 2.
Gigi rusak
Snack kemasan seperti karamel, permen karet, atau makanan dengan sirup manis, bisa lengket dan bertahan lebih lama di permukaan gigi. Terlalu sering mengonsumsi snack kemasan tanpa membersihkan gigi dengan baik bisa memberi lebih banyak kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak dan juga menyebabkan kerusakan gigi.
Usus tersumbat
Mengonsumsi snack kemasan yang mengandung bahan pengawet, aditif, dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dalam usus. Hal ini berkontribusi pada masalah pencernaan seperti sindrom iritasi usus, perut kembung, bahkan penurunan fungsi pencernaan yang mengarah pada masalah seperti sembelit atau penyumbatan.
Dengan mengonsumsi snack kemasan secara moderat dan memperhatikan komposisi dan kualitasnya, kamu dapat meminimalisasi dampak-dampak di atas. (Karin/Djavatoday)