Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Bakal calon Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi silaturahmi dengan sejumlah kepala desa di beberapa kecamatan di Kabupaten Ciamis. Silaturahmi itu dilaksanakan di salah satu rumah makan di Kecamatan Cihaurbeuti, Kamis (5/9/2024). Dalam momen tersebut, pria yang biasa disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) mengungkapkan sejumlah program kala terpilih memimpin Jawa Barat. Salah satunya adalah program bale warga di kantor bekas karesidenan atau kantor wilayah (kanwil) hingga kantor desa.
Program Bale warga itu nantinya akan menjadi tempat curhat atau keluh kesah warga Jabar langsung bertemu dengan Gubernur. Dedi Mulyadi mengaku tidak akan selalu berkantor di Gedung Sate, Bandung. Melainkan akan keliling ke setiap kantor karesidenan.
“Kalau saya jadi pemimpin, Gubernur Jabar akan ngantor di kantor bekas karesidenan atau kantor wilayah di Jabar. Seminggu di Gedung Sate, sisanya keliling ngantor di wilayah Jabar. Nanti ada Bale Warga atau pendopo buat ketemu langsung kades, RT, RW, masyarakat,” ujar Kang Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi mengatakan bale warga di karesidenan Jabar dapat menampung warga sampai 3.000 orang. Pertemuan di karesidenan adalah kesimpulan aspirasi masyarakat yang sebelumnya disampaikan di bale desa.
Nantinya aspirasi atau keluhan masyarakat itu dapat tertangani dengan program yang tepat dari pemerintah daerah.
“Merujuk Padjajaran dulu disebut sejajar. Semua aspek pelayanan sama. Setiap desa harus punya pendopo atau bale atau gedung serbaguna. Kebutuhan akan ruang pertemuan langsung antara pemimpin dan rakyatnya saat ini sudah sulit,” ungkapnya.
Warga Jabar ke depan akan mendapat pelayanan sama dengan bertemu Gubernur secara langsung, dari wilayah Priangan Timur, Tengah, Utara dan Selatan.
Dedi Mulyadi juga akan mengumpulkan ahli, budayawan, dan pakar berbagai sektor untuk bersama-sama berperan membangun Jabar. Hasil kajian itu nanti akan diaplikasikan melalui program pembangunan daerah sesuai ciri khas.
“Misalnya khas Sunda Kulon seperti apa pembangunannya? Priangan seperti apa? Betawi seperti apa? Kita runtutkan sesuai sejarah nantinya oleh tim itu,” jelasnya.
Kang Dedi pun menyebut setiap desa harus memiliki lapangan sepak bola dan voli yang bagus dan mumpungi. Berbagai sektor kebutuhan warga pun nantinya bisa terlayani dengan baik.
“Untuk anggaran bantuan provinsi buat desa, nanti akan disesuaikan sesuai kebutuhan pembangunan desa, nanti dikaji. Tapi, paling kecil bantuan untuk desa Rp 100 juta sampai paling besar Rp 10 miliar. Bagaimana kebutuhannya nanti, sesuai kebutuhan desa itu sendiri,” pungkasnya. (CN/Djavatoday)