DJAVATODAY.COM, WISATA,- Tak jauh dari pusat kota Bandung ke arah timur, ada Gunung Manglayang yang menyuguhkan wisata edukatif dan konservatif. Di sini, masih bisa ditemukan berbagai jenis tumbuhan dan satwa liar.
Bercerita tentang Bandung yang merupakan salah satu pusat peradaban urang Sunda, seolah tak ada habisnya. Bandung terkenal sejak lama akan keindahan alam serta budayanya.
Seiring perkembangan zaman, Bandung selalu berbenah menggali potensi sumber daya yang ada. Baik sumber daya alam maupun manusianya tanpa mengabaikan tradisi dan budaya masyarakat.
Keindahan alam Bandung mampu menyedot perhatian para pelancong dari dalam dan luar kota, bahkan mancanegara. Salah satunya adalah keindahan wisata alam Gunung Malanglayang.
Kawasan Gunung Manglayang yang masih berupa area hutan dan berbatasan langsung antara Kabupaten Bandung dengan Kabupaten Sumedang. Menyuguhkan wisata edukatif dan konservatif.
Selain itu, kawasan kaki gunung ini juga sebagai penghasil berbagai komoditi sayuran dan tembakau masyarakat lokal. Salah satu wisata alam andalannya yaitu situs Batu Kuda. Letaknya yang tepat berada di kaki Gunung di Kampung Cikoneng, Desa Cibiru Wetan, Cileunyi, Kabupaten Bandung.
Situs berupa batu yang tertanam kokoh dari dalam tanah kemudian menyeruak ke permukaan. Hingga menyerupai kepala kuda ini merupakan batuan sisa letusan Gunung Sunda Purba.
Ada juga sejumlah sarana wisata lainnya seperti Bumi Perkemahan Batu Kuda, jalur pendakian menuju puncak Gunung Manglayang. Serta sejumlah spot foto yang menjadi daya tarik para wisatawan.
Bahkan tak sedikit para peneliti dan pemerhati lingkungan acap kali melakukan penelitian dan pengamatan. mereka tertarik dengan kekayaan jenis tumbuhan dan satwa liar yang masih bisa ditemui di kawasan itu.
Berada pada ketinggian 5.965 kaki. Wisata alam ini mempunyai tingkat kemiringan yang cukup curam,. Hal ini menjadi tantangan bagi mereka para penggiat alam terbuka.
Gunung Manglayang Memiliki Upacara Adat Ruwatan Leuweung
Hanya berbekal Rp 7.500 hingga Rp 10.000 untuk tiket masuk. Pengunjung langsung disuguhkan deretan hutan pinus yang diselimuti hamparan rumput serta panorama (cityscape) Kota Bandung dan sekitarnya.
Alamnya yang asri masih terjaga utuh oleh masyarakat sekitar yang dikomandoi Lembaga Masyarakat Daerah Hutan (LMDH) Manglayang Lestari sebagai penopang keberlangsungan hidup masyarakat yang bersumber dari sektor pertanian dan wisata.
LMDH Manglayang Lestari bersinergi dengan unsur dinas dan pemerintahan setempat. Guna menjaga kelestarian alam di kawasan wisata dan hutan Gunung Manglayang.
Sesepuh dan para tokoh masyarakat yang selalu menggelar upacara adat Ruwatan Leuweung. upacara ini diselenggarakan tiap memasuki akhir bulan Februari setiap tahunnya.
Upacara adat tersebut merupakan bentuk kearifan lokal yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kelestarian alam.
Menurut Ketua LMDH Manglayang Lestari Yusup Supriatna, kearifan lokal masyarakat yang kuat harus terus dijaga dan dibina. Sebagai upaya antisipatif dari rongrongan arus global modernisasi yang tak sesuai dengan budaya dan tradisi masyarakat sekitar gunung.
Yusup mengatakan, pihaknya atas nama masyarakat tidak menginginkan kawasan wisata ini mengalami eksploitasi besar-besaran. Sehinga memicu bencana yang merugikan masyarakat itu sendiri.
”Kami selalu berupaya mengedukasi masyarakat melalui wisata edukatif dan konservatif. Sebagai nilai tambah ekonomi bagi masyarakat. Khususnya yang tinggal di kaki Gunung Manglayang seperti kami,” jelas Yusup. (Ade/Djavatoday)
