Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Berkah Ramadan dirasakan Ade Suryaman (53) perajin kolang-kaling dari Kelurahan Linggasari, Kabupaten Ciamis. Di Bulan Ramadan tahun 2024 ini, selain kebanjiran pesanan, harganya pun terbilang paling tinggi dari tahun sebelumnya.
Ade sudah menjadi perajin kolang-kaling sejak 2004 atau 20 tahun lalu. Bukan hanya pada saat bulan Ramadan saja, mengolah buah aren menjadi kolang-kaling sudah menjadi sumber kehidupannya sehari-hari.
Ade memang spesialis mengkolah hasil dari pohon aren. Selain mengolah kolang-kaling, Ade juga merupakan penyadap nira dan pembuat gula aren. Ia sudah dikenal oleh penjual di pasar.
Ade tengah sibuk merebus buah aren di tungku menggunakan drum setengah. Setelah direbuh beberapa jam, buah aren kemudian ditiriskan.
Beberapa ibu-ibu di sekitarnya tengah sibuk mengupas buah aren yang telah direbus untuk diambil kolang-kaling di dalamnya. Setelah itu, kolang kaling di geprek lalu direndam dalam air sebelum dijual.
“Sehari produksi sekitar 30 kilogram kolang-kaling. Ada 5 pegawai biasanya sehari itu per orang bisa mengupas sampai 6 kilogram,” ujar Ade Suryaman.
Ade menyebut harga kolang-kaling Bulan Ramadan tahun ini cukup tinggi yakni mencapai Rp 12 ribu per kilogram di tingkat petani Padahal biasanya paling tinggi pada saat Bulan Ramadan dikisaran Rp 9 ribu sampai Rp 10 ribu per kilogram.
“Alhamdulillah harganya sekarang sedang bagus. Kalau di sini Rp 12 ribu. Kalau di pasar mungkin bisa sampai Rp 17 ribu per kilo,” ucapnya.
Sejak hari pertama Bulan Ramadan 2024, Ade sudah menerima pesanan kolang-kaling mencapai 90 kilogram. Bahkan saat ini pemenang terus berdatangan dengan jumlah bervariasi.
“Pesanan di hari pertama puasa sampai 90 kilogram. Sekarang juga terus berdatangan. Insyalloh semua pesanan terpenuhi, produksi ditingkatkan,” ucapnya.
Siasat Perajin Kolang-kaling Penuhi Pesanan
Untuk memenuhi pesanan itu, Ade mendatangkan buah aren dari kampung sebelah selain dari kebun miliknya dan warga sekitar. Adanya potensi itu, Ade memutuskan untuk menjadi perajin kolang-kaling dan gula.
“Di Ciamis Alhamdulillah masih banyak pohon aren. Saya punya beberapa di kebun, rutin dipanen. Ada juga milik warga lain dan di kampung sebelah. Jadi tidak mendatangkan dari luar,” ungkapnya.
Menurut Ade, Bulan Ramadan merupakan waktu yang sangat ditunggu bagi perajin kolang-kaling untuk panen cuan. Mengingat ketika di hari-hari biasa, harga kolang-kaling hanya sekitar Rp 4 ribu sampai Rp 7 ribu per kilogram.
“Jadi waktu bulan puasa waktunya panen. Harga bagus, pesanan banyak. Kalau hari biasa, pesanan paling banyak itu hanya 20 kilogram,” kata Ade Gula sapaan akrabnya. (Ayu/CN/Djavatoday)