Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Masyarakat Desa Rajadesa, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, mengikuti kegiatan Tradisi Mitapak atau Mieling Tapak Karuhun. Kegiatan tersebut digelar di Situs Makam Eyang Danuwarsih Gunung Marapi, Desa Rajadesa.
Selain masyarakat setempat, hadir juga pendatang dari luar daerah yang mengetahui tentang sejarah Situs Eyang Danuwarsih.
Abah Rukanda, Kuncen Gunung Marapi mengatakan Eyang Danuwarsih berasal dari Gunung Dieng. Ia merupakan putra dari Eyang Danu Setra yang juga saudara Eyang Danu Sela.
Setelah mendapat restu orang tuanya, Eyang Danuwarsih dengan penuh tekad datang ke Kerajaan Galuh untuk mengabdi. Ia pun diangkat menjadi penasihat Raja Kerajaan Galuh. Kemudian singkat cerita, Eyang Danuwarsih memutuskan pindah ke Samida di Rajadesa.
“Eyang Danuwarsih mendirikan padepokan. Kemudian beliau kedatangan Raden Guru Gantangan yang merupakan salah satu Prabu Siliwangi. Tujuannya meminta tempat tersebut untuk menjadi sebuah Kerajaan,” terangnya, Sabtu (7/10/2023).
Eyang Danuwarsih pun kemudian menyerahkan wilayah tersebut kepada Prabu Gantangan. Sedangkan Eyang Danuwarsih pindah ke lokasi Gunung Marapi, Dusun Sirnasari, Desa Rajadesa untuk kembali mendirikan padepokan.
Setelah berpindah, Eyang Danuwarsih kemudian kedatangan Raden Walangsungsang yang tujuannya untuk memperdalam ilmu agama. Selanjutnya Raden Walangsungsang pun menikah dengan Nyimas Endang Ayu atau Nyimas Endang Geuslis, putri Eyang Danuwarsih.
Miska, Panitia penyelenggara Tradisi Mitapak, mengakan tradisi ini sudah rutin setiap setahun sekali. Namun kali ini pihaknya menggelar dengan cukup meriah. Biasanya tradisi tersebut digelar sederhana yang melibatkan tokoh-tokoh setempat.
“Alhamdulilah meriah, banyak juga warga yang datang dari luar daerah. Antusiasme masyarakat tinggi,” jelasnya.
Rangkaian Tradisi Mitapak ini antara lain pemaparan sejarah, gelar seni budaya, ruqiyah dan juga salawat bersama. (Andra/CN/Djavatoday)
