Berita Ciamis (Djavatoday.com),- Dampak kekeringan akibat kemarau di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, semakin meluas. Sekarang 16 dari 27 kecamatan mengalami krisis air bersih.
Menurut data BPBD Ciamis, daerah yang mengalami kekeringan, Kecamatan Cihaurbeuti 4 desa, Cijeungjing 2 desa, Cidolog 1 desa. Banjaranyar 5 desa, Cipaku 2 desa, Banjarsari 1 desa, Pamarican 3 desa, Rancah 1 desa, Panjalu 4 desa, Cisaga 1 desa. Kecamatan Cikoneng 1 desa, Cimaragas 3 desa, Lumbung 1 desa, Panawangan 1 desa, Barebeg 1 desa dan Kawali 1 desa.
“Daerah yang terdampak kekeringan dan mengalami krisis air bersih ada 16 kecamatan, tersebar di 33 desa, 70 dusun. Jumlah warga yang terdampak 22.946 jiwa dari 7.745 kepala keluarga,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Ciamis Dadang Darmawan, Sabtu (23/9/2023).
BPBD Ciamis pun telah berupaya untuk mengatasi dampak kekeringan tersebut. Salah satunya dengan menyuplai air bersih ke 16 kecamatan. Setiap hari armada tangki BPBD Ciamis diterjunkan mengirim air bersih untuk masyarakat.
“Kami terus melakukan pengiriman air bersih, sudah kami jadwal. Sekarang sudah 361 liter air bersih yang kami antarkan ke masyarakat,” ungkapnya.
Dadang menyebut anggaran yang ada saat ini masih mencukupi untuk mengakomodir operasional air. Seperti untuk beli solar dan makan petugas.
“Insyalloh untuk distribusi air, anggaran masih ada untuk operasional beli solar dan untuk makan petugas. Kalau air kan gratis dari PDAM. Kita juga berupaya ke BNPB untuk mengajukan anggaran DSP atau dana siap pakai berkaitan dengan kekeringan. Sampai hari ini masih menunggu dari BNPB,” jelas Dadang.
BPBD Ciamis pun berupaya mencari sumber alternatif mata air. Meski pun hanya cukup satu tangki akan sangat bermanfaat daripada tidak ada sama sekali.
“Alternatif apa pun akan kami coba supaya dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat. Hanya memang apabila untuk keperluan konsumsi tentunya meminta bantuan Dinas Kesehatan untuk memeriksa sumber air itu aman konsumsi atau tidak mengandung zat tertentu yang berbahaya,” pungkasnya. (Ayu/CN/Djavatoday)